JAKARTA - Pemerintah dan pelaku industri blockchain sepakat bahwa penguatan infrastruktur menjadi pondasi penting dalam mendongkrak literasi kripto di Indonesia. Meningkatnya minat terhadap aset digital seperti mata uang kripto memerlukan dukungan menyeluruh, terutama dalam hal edukasi dan ekosistem teknologi.
Direktur Bappebti Kementerian Perdagangan, Hasan Fawzi, menyampaikan bahwa literasi masyarakat terhadap aset kripto sangat penting, terutama untuk memastikan pemahaman yang benar mengenai risiko dan peluang yang ada. Ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, pelaku industri, serta pihak terkait lainnya dalam membangun ekosistem yang sehat.
“Edukasi menjadi fondasi penting bagi masyarakat dalam memahami manfaat maupun risiko dari aset kripto. Untuk itu, kami mendorong kolaborasi lintas sektor guna memperkuat pemahaman tersebut,” ujar Hasan.
Ia menambahkan bahwa dalam upaya membangun pemahaman yang komprehensif, perlu ada pendekatan yang sistematis dan berkelanjutan. Tidak hanya sebatas kampanye atau sosialisasi singkat, tetapi juga melibatkan program edukasi jangka panjang dengan pendekatan teknologi dan data yang tepat sasaran.
Hasan juga menjelaskan bahwa penguatan infrastruktur digital di Indonesia sangat relevan dengan upaya peningkatan literasi tersebut. Menurutnya, akses terhadap informasi yang akurat, cepat, dan aman akan membuka ruang lebih besar bagi masyarakat untuk memahami serta menggunakan aset kripto secara bijak.
“Semakin kuat infrastrukturnya, semakin mudah pula akses masyarakat terhadap informasi dan layanan kripto yang sah dan teregulasi,” ujarnya.
Hal ini sejalan dengan langkah pemerintah dalam membentuk Bursa Kripto Indonesia, yang secara resmi telah beroperasi dan diharapkan mampu menjadi pilar utama dalam membangun kepercayaan publik terhadap perdagangan aset digital.
CEO Tokocrypto Yudhono Rawis juga menggarisbawahi bahwa edukasi dan infrastruktur adalah dua aspek yang saling melengkapi. Ia mengungkapkan bahwa perusahaan terus memperkuat komitmennya dalam meningkatkan literasi masyarakat, termasuk dengan meluncurkan berbagai inisiatif dan program pelatihan.
“Pendidikan mengenai blockchain dan aset kripto harus dimulai dari dasar. Kami memulai dari kampus-kampus, komunitas, hingga pelatihan daring agar masyarakat bisa mendapatkan informasi yang benar dan tidak hanya mengikuti tren,” jelas Yudhono.
Ia menyebut bahwa edukasi yang tepat juga akan menumbuhkan komunitas pengguna yang aktif dan bertanggung jawab, sekaligus mengurangi potensi penyalahgunaan atau tindakan spekulatif yang tidak sehat di pasar aset digital.
Yudhono menekankan bahwa infrastruktur teknologi yang kuat dapat mempercepat transformasi digital di sektor keuangan, termasuk penggunaan aset kripto sebagai bagian dari sistem pembayaran atau investasi yang sah.
“Semakin luas jangkauan jaringan, semakin banyak masyarakat yang bisa kami jangkau dengan edukasi maupun akses terhadap layanan digital yang aman,” tambahnya.
Menurutnya, pengembangan teknologi tidak hanya terbatas pada aspek perangkat keras atau jaringan, tetapi juga mencakup sistem keamanan digital, kapasitas penyimpanan data, serta regulasi yang mendukung inovasi tanpa mengorbankan perlindungan konsumen.
Sementara itu, Co-Founder & Chairman TokoLabs Pang Xue Kai menyatakan bahwa peningkatan literasi digital merupakan landasan penting bagi perkembangan industri kripto di Indonesia. Menurutnya, masih banyak masyarakat yang tertarik dengan aset kripto, namun belum memahami sepenuhnya fungsi, teknologi, dan risikonya.
“Kami percaya bahwa edukasi publik menjadi elemen krusial dalam memperkuat ekosistem kripto yang sehat dan berkelanjutan. Oleh karena itu, kami fokus membangun infrastruktur pendidikan yang inklusif, termasuk kerja sama dengan komunitas lokal, perguruan tinggi, dan lembaga pemerintah,” tutur Pang.
Ia juga menilai bahwa langkah pemerintah yang mulai terbuka terhadap inovasi digital merupakan sinyal positif bagi penguatan ekosistem kripto. Namun, ia menekankan pentingnya regulasi yang adaptif dan berbasis data agar kebijakan yang diambil tidak menghambat pertumbuhan industri, tetapi justru mempercepatnya.
“Kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha dalam menyusun regulasi berbasis data merupakan langkah strategis. Kami optimistis, Indonesia bisa menjadi pemain penting di kawasan jika penguatan infrastruktur dan literasi berjalan beriringan,” jelasnya.
Seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna kripto di tanah air, peran edukasi dan infrastruktur digital menjadi semakin vital. Tidak hanya dari sisi pelaku industri dan regulator, namun juga dari komunitas serta sektor pendidikan yang perlu ikut terlibat dalam menyebarluaskan informasi yang benar.
Ke depan, berbagai pihak menaruh harapan besar agar sektor kripto tidak hanya menjadi tren sesaat, melainkan bagian dari transformasi digital nasional. Dengan infrastruktur yang mumpuni dan masyarakat yang melek teknologi, Indonesia berpotensi besar menjadi pusat ekosistem aset digital di kawasan Asia Tenggara.
Langkah-langkah strategis seperti peluncuran Bursa Kripto, penguatan kerja sama lintas sektor, hingga investasi dalam teknologi digital dan literasi publik menjadi kunci untuk mewujudkan visi tersebut.
Melalui penguatan infrastruktur, baik dari sisi fisik maupun pengetahuan, ekosistem kripto Indonesia diyakini akan tumbuh lebih sehat, berkelanjutan, dan inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat.