Kapolri Sigit Ungkap Inovasi Polri Perkuat Ketahanan Pangan Nasional

Kamis, 09 Oktober 2025 | 09:45:52 WIB
Kapolri Sigit Ungkap Inovasi Polri Perkuat Ketahanan Pangan Nasional

JAKARTA - Di tengah upaya pemerintah memperkuat ketahanan pangan nasional, Polri menunjukkan peran aktif yang semakin strategis. 

Tak hanya fokus pada aspek keamanan, institusi yang dipimpin Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo ini juga terjun langsung dalam mendukung program pangan berkelanjutan melalui berbagai inovasi teknologi dan pemberdayaan sumber daya manusia di sektor pertanian.

Kapolri Listyo Sigit menegaskan, langkah-langkah konkret tersebut merupakan bentuk dukungan penuh Polri terhadap program ketahanan pangan yang menjadi salah satu prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. 

Dalam paparannya pada kegiatan Penanaman Jagung Serentak Kuartal IV di Tangerang, Banten, Rabu 8 Oktober 2025, Sigit menguraikan sederet inovasi yang tengah digalakkan oleh jajarannya untuk meningkatkan produktivitas pertanian di berbagai daerah.

Pemanfaatan Bibit Unggul dan Pupuk Inovatif Polri

Salah satu terobosan utama yang diinisiasi Polri adalah pengembangan bibit unggul Hibrida P27 dan pupuk tekno MIGO Presisi Bhayangkara. Kedua inovasi ini terbukti mampu meningkatkan hasil panen secara signifikan, bahkan mencapai lebih dari dua kali lipat dibanding sebelumnya.

“Guna mendukung program ketahanan pangan, beberapa waktu yang lalu kami telah melakukan berbagai inovasi, salah satunya pemanfaatan bibit unggul Hibrida P27 dan pupuk Tekno MIGO Presisi Bhayangkara guna meningkatkan hasil panen dari 4 ton/hektar menjadi 9 sampai dengan 14 ton/hektar,” ujar Jenderal Sigit.

Inovasi ini memperlihatkan bagaimana Polri tidak hanya berperan dalam penegakan hukum, tetapi juga berkontribusi dalam mengatasi persoalan mendasar bangsa seperti kemandirian pangan. 

Dengan pendekatan ilmiah dan teknologi tepat guna, hasil panen petani di berbagai wilayah kini dapat meningkat drastis tanpa harus bergantung pada pupuk kimia yang mahal.

Pemberdayaan SDM dan Rekrutmen Bintara Khusus Pertanian

Selain inovasi di bidang teknologi, Polri juga memperkuat dukungan melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Jenderal Sigit mengungkapkan bahwa pihaknya telah merekrut ratusan personel dengan keahlian khusus di sektor pertanian.

“Termasuk merekrut 333 orang bintara kompetensi khusus pertanian untuk mengoptimalkan pengolahan dan hasil produksi,” jelasnya.

Langkah ini menegaskan komitmen Polri dalam memberikan solusi jangka panjang melalui pendekatan berbasis keahlian. Para bintara khusus tersebut diharapkan menjadi tenaga pendamping di lapangan yang mampu membantu petani dalam penerapan teknologi modern dan metode pertanian presisi.

Kerja Sama Riset dengan Universitas dan Pemanfaatan Eceng Gondok

Dalam penguatan ekosistem pertanian berkelanjutan, Polri juga menjalin kerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi, termasuk Universitas Sriwijaya. Kolaborasi ini menghasilkan inovasi pengolahan tanaman eceng gondok menjadi pupuk organik bernilai ekonomi tinggi.

Jenderal Sigit menjelaskan, pupuk organik dari eceng gondok ini memiliki kandungan unsur hara yang sangat baik dengan biaya produksi jauh lebih rendah.

“Pupuk ini hanya membutuhkan biaya produksi sebesar Rp773.000 per hektar, atau 86% lebih hemat dibandingkan pupuk kimia yang mencapai Rp5,9 juta per hektar,” ujarnya.

Selain ramah lingkungan, inovasi ini juga membantu memanfaatkan bahan baku lokal yang selama ini dianggap limbah, menjadi sumber daya produktif bernilai tinggi.

Polrian dan Budidaya Kelinci, Dorong Ekonomi Sirkular

Tidak berhenti di situ, Polri juga menciptakan berbagai program berbasis pemberdayaan masyarakat. Salah satunya adalah Program Polrian atau Polisi Peduli Pengangguran yang dijalankan oleh Polda Banten. 

Program ini mendorong pengolahan sampah organik seperti sisa sayuran, daun kering, dan limbah dapur menjadi eco-enzyme serta pupuk kompos.

“Selain itu, kami juga melakukan pembudidayaan kelinci di Provinsi Bangka Belitung, di mana kotoran kelinci tersebut kami manfaatkan sebagai pupuk organik,” tambah Jenderal Sigit.

Inisiatif-inisiatif tersebut tidak hanya berdampak pada peningkatan produktivitas pertanian, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat di sekitar wilayah kerja kepolisian.

Transformasi Lahan Basah Menjadi Produktif Bersama Akademisi

Dalam aspek riset dan pengembangan lahan, Polri menggandeng Universitas Lambung Mangkurat untuk mengelola lahan basah dengan tingkat keasaman tinggi (pH di bawah 5) agar bisa produktif. 

Dengan memanfaatkan batu asal Korea sebagai bahan penetral, lahan tersebut berhasil diubah menjadi lahan subur dengan hasil panen yang menggembirakan.

“Inovasi ini mampu menetralisir keasaman serta meningkatkan pH tanah, sehingga pada lahan basah seluas 5 hektare di Kalimantan Selatan telah dilakukan 4 kali panen dengan rata-rata produksi mencapai 8 ton per hektare,” papar Sigit.

Upaya ini menjadi bukti bahwa sinergi antara institusi penegak hukum dan lembaga akademik mampu menghasilkan dampak riil dalam peningkatan ketahanan pangan nasional.

Pemanfaatan Teknologi Ramah Lingkungan untuk Irigasi dan Air Bersih

Polri juga menerapkan inovasi teknologi hijau guna mendukung efisiensi pertanian. Melalui pemanfaatan Solar Water Pump, sistem irigasi kini dapat berjalan menggunakan panel surya berkapasitas 5.680 watt. 

Teknologi ini mampu menggerakkan pompa air tanpa bergantung pada energi fosil, sekaligus ramah lingkungan.

Selain itu, Polri mengembangkan teknologi Watergen, yang mampu menghasilkan antara 100 hingga 350 liter air bersih per hari dari kelembapan udara. Teknologi ini menjadi solusi cerdas bagi daerah-daerah pertanian kering yang sering kekurangan air.

Pembangunan Gudang Pangan Polri Rampung di 12 Provinsi

Sebagai pelengkap upaya dari hulu ke hilir, Polri juga telah menyelesaikan pembangunan 18 unit gudang ketahanan pangan di 12 provinsi dengan kapasitas total 18.000 ton. Proyek ini dimulai sejak groundbreaking di Bengkayang pada 5 Juni 2025 dan kini telah rampung 100 persen.

“Sebagai langkah awal, gudang di Provinsi Jawa Barat akan diisi 100 ton jagung hasil panen yang juga diikuti oleh gudang Polri lainnya,” kata Jenderal Sigit.

Pembangunan gudang ini menjadi fondasi penting untuk menjaga stabilitas pasokan pangan nasional dan mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan pokok.

Polri, Pilar Baru Ketahanan Nasional

Serangkaian inovasi yang dijalankan Polri menunjukkan bagaimana institusi ini berkembang menjadi bagian integral dalam pembangunan nasional, khususnya sektor pangan. 

Melalui sinergi teknologi, riset, dan pemberdayaan masyarakat, Polri berhasil menegaskan bahwa ketahanan nasional tak hanya dibangun dengan keamanan, tetapi juga dengan kemandirian pangan.

Dengan pendekatan menyeluruh dari hulu hingga hilir, Polri kini berdiri bukan hanya sebagai penjaga hukum dan ketertiban, tetapi juga sebagai mitra strategis dalam menjaga ketahanan pangan dan masa depan bangsa.

Terkini