Akram Afif Akui Minta Fans Lempar Barang Stadion

Jumat, 17 Oktober 2025 | 16:11:54 WIB
Akram Afif Akui Minta Fans Lempar Barang Stadion

JAKARTA - Kontroversi menyelimuti laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA) di Stadion Jassim Bin Hamad, Doha, Selasa 14 Oktober. Qatar berhasil memastikan tiket ke Piala Dunia 2026 setelah menekuk UEA 2-1. 

Namun, sorotan utama bukan hanya kemenangan, melainkan insiden yang melibatkan bintang Qatar, Akram Afif, dan para suporter yang melempar barang ke lapangan.

Momen kontroversial itu terekam kamera saat babak kedua mendekati menit-menit akhir. Qatar unggul tipis 2-1, dan Afif terlihat sengaja meminta fans untuk melempar barang ke lapangan. Tujuan aksi ini, menurut pengakuannya, adalah untuk mengulur waktu sekaligus mempertahankan keunggulan tim.

Dalam wawancara eksklusif dengan Asharq Al-Awsat, Afif menjelaskan strateginya. 

"Targetnya adalah membuang-buang waktu dan mempertahankan keunggulan. Ya, saya meminta fans untuk melempar barang di menit-menit akhir pertandingan," ucap Afif. Pernyataan ini membenarkan video viral yang menunjukkan pemain Qatar itu berpura-pura ketakutan oleh lemparan dan menolak mengambil sepak pojok.

Dampak Taktis dan Psikologis

Tindakan tersebut bisa dipandang sebagai manuver taktis untuk memecah ritme lawan. Mengulur waktu sering digunakan dalam pertandingan sengit untuk melindungi keunggulan tipis, namun cara yang dilakukan Afif menimbulkan pertanyaan soal sportivitas. 

Lemparan barang oleh suporter bisa membahayakan pemain, ofisial, dan penonton lain, sekaligus menimbulkan ketegangan di stadion.

Insiden ini menyoroti strategi non-konvensional dalam sepak bola modern. Di satu sisi, pemain berusaha mengamankan hasil, sementara di sisi lain, tindakan ini membuka potensi sanksi dari federasi sepak bola internasional. 

FIFA dan AFC secara rutin menegakkan aturan terkait perilaku suporter dan pemain agar pertandingan tetap aman dan adil.

Reaksi Publik dan Media Sosial

Media sosial menjadi saksi kemarahan publik terhadap aksi Afif. Banyak netizen mengecam strategi yang dianggap tidak sportif.

"Sangat memalukan. Pemain Qatar meminta fans Qatar untuk melempar barang demi membuang waktu, agar Uni Emirat Arab tidak mencetak gol lagi," tulis seorang netizen.

"Pemain ini, saya tidak pernah suka dia. Dia salah satu pemain yang menjadi terkenal dan kemudian tidak mampu menjaga sikap," tulis netizen lain.

Kritik keras ini menunjukkan bagaimana perilaku seorang pemain bisa mempengaruhi citra tim dan negara. Afif, yang merupakan Pemain Terbaik Asia 2019 dan 2023, menghadapi sorotan besar karena tindakannya dianggap tidak sesuai dengan standar profesionalisme yang diharapkan dari pemain dengan prestasi tinggi.

Konteks Pertandingan dan Rivalitas

Laga Qatar vs UEA selalu sarat rivalitas, baik di level tim maupun suporter. Kedua tim memiliki sejarah persaingan yang sengit, dan atmosfer di stadion seringkali memanas. 

Aksi saling melempar barang antar-suporter kedua negara menambah ketegangan pertandingan. Fans UEA juga terlihat meluapkan emosi mereka setiap kali Qatar mencetak gol.

Dalam konteks ini, strategi Afif bisa dipahami secara taktikal, meski secara etika menimbulkan kontroversi. Mengulur waktu menjadi bagian dari permainan sepak bola, namun instruksi kepada suporter untuk melempar benda keras melintasi batas kewajaran.

Perspektif Keamanan dan Regulasi

Selain isu sportivitas, keselamatan menjadi perhatian utama. Lemparan barang di lapangan dapat menimbulkan risiko cedera serius bagi pemain, wasit, atau ofisial pertandingan. 

Sejumlah pengamat olahraga menilai tindakan ini perlu mendapat perhatian serius dari federasi sepak bola, agar insiden serupa tidak terulang di turnamen internasional berikutnya.

AFC dan FIFA memiliki aturan tegas tentang perilaku suporter dan pemain yang bisa mengganggu jalannya pertandingan. Jika terbukti melanggar, sanksi dapat berupa denda, pertandingan tanpa penonton, atau hukuman tambahan bagi pemain yang memprovokasi aksi tidak aman.

Afif dan Tanggung Jawab Seorang Bintang

Akram Afif bukan pemain sembarangan. Prestasinya yang meliputi penghargaan Pemain Terbaik Asia dua kali menempatkannya sebagai figur publik yang menjadi panutan bagi pemain muda di Asia. 

Karena itu, tindakannya menjadi sorotan tajam, mengingat dampaknya tidak hanya terhadap citra dirinya, tetapi juga timnas Qatar dan sepak bola Asia.

Eksperimen taktik ini menunjukkan dilema antara kemenangan dan sportivitas. Pemain elit sering dihadapkan pada keputusan cepat yang bisa menentukan hasil pertandingan, namun konsekuensi etis dan sosial tetap harus dipertimbangkan.

Insiden lemparan barang yang diminta oleh Akram Afif menimbulkan perdebatan luas tentang batas antara strategi permainan dan sportivitas. Qatar berhasil memastikan tiket ke Piala Dunia 2026, namun sorotan utama tetap jatuh pada kontroversi perilaku pemain bintang mereka.

Reaksi keras netizen dan media menunjukkan bagaimana tindakan seorang pemain dapat mempengaruhi persepsi publik terhadap tim dan kompetisi. 

Ke depannya, FIFA dan AFC kemungkinan akan memantau insiden ini untuk memastikan standar keselamatan dan sportivitas tetap dijaga dalam pertandingan internasional.

Pertandingan Qatar vs UEA menjadi pengingat bahwa kemenangan dalam sepak bola tidak hanya soal skor, tetapi juga soal integritas permainan. 

Strategi kontroversial Afif mengundang diskusi luas: apakah kemenangan layak diraih dengan cara yang kontroversial, atau apakah sportivitas tetap menjadi batas utama yang tidak boleh dilanggar?

Terkini