BGN Pacu Target 40 Juta Penerima MBG Akhir Oktober

Selasa, 21 Oktober 2025 | 15:19:05 WIB
BGN Pacu Target 40 Juta Penerima MBG Akhir Oktober

JAKARTA - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus menjadi salah satu prioritas pemerintah dalam mendukung ketahanan gizi anak di Indonesia.

Hingga pertengahan Oktober 2025, 36,7 juta anak tercatat sebagai penerima manfaat, dan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menegaskan target 40 juta penerima akan tercapai pada akhir Oktober.

Pencapaian ini diumumkan Dadan usai menghadiri Sidang Kabinet Paripurna satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto–Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, di Istana Negara, Senin 20 Oktober 2025 malam. 

“Saya waktu itu sempat berjanji kepada Bapak Presiden, di ulang tahun pertama pemerintahan kita akan capai 40 juta penerima manfaat. Hari ini kita sudah 36,7 juta, dan insyaallah 40 juta akan tercapai di akhir Oktober,” ujarnya.

Penambahan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Harian

Dadan menjelaskan, kenaikan jumlah penerima MBG ditopang oleh pertambahan harian 150–200 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Setiap SPPG mampu melayani 450–600 anak per hari, sehingga tren pertumbuhan capaian masih berada di jalur realistis menuju target akhir bulan.

Fokus BGN tidak hanya pada jumlah, tetapi juga standar keamanan dan kualitas makanan. Tahun kedua pelaksanaan MBG, program akan menerapkan prinsip “zero defect”, yaitu layanan bebas kesalahan dan gangguan pencernaan.

Standar Keamanan Pangan dan Alat Pendukung

Setiap SPPG ditetapkan mampu melayani 2.000–2.500 anak, dan dapat diperluas hingga 3.000 anak jika didukung oleh juru masak bersertifikat profesional. 

Semua SPPG baru mendapatkan pendampingan selama lima hari untuk memastikan SOP kebersihan dan pengolahan makanan dijalankan dengan ketat.

“Kami sedang melengkapi seluruh SPPG dengan rapid test untuk menguji bahan baku. Pengalaman Jepang, 90 persen gangguan pencernaan berasal dari kualitas bahan baku. Jadi ini penting agar makanan bisa dites di sekolah sebelum dibagikan,” jelas Dadan.

BGN juga menyiapkan alat sterilisasi food tray di seluruh dapur MBG, yang dapat mengeringkan peralatan makan dalam tiga menit pada suhu 120 derajat Celsius, menjamin higienitas sebelum digunakan kembali.

Kualitas Air Jadi Sorotan

Selain makanan, kualitas air juga menjadi perhatian utama BGN. Masih banyak kasus gangguan pencernaan akibat air yang tidak layak konsumsi.

Dadan menekankan penggunaan air bersertifikat, minimal air isi ulang yang telah tersertifikasi. “Karena kualitas air di Indonesia belum merata, ini yang sedang kami kejar,” imbuhnya.

Fokus MBG ke Daerah 3T

Menjawab kritik bahwa MBG belum sepenuhnya menjangkau daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) serta anak dari keluarga mampu, Dadan menjelaskan, data prevalensi stunting menunjukkan beban terbesar secara absolut justru di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

“Anak stunting banyak di daerah tertinggal secara persentase, tapi secara jumlah terbesar ada di Jawa. Banyak anak lahir dari orang tua dengan pendidikan rata-rata hanya sembilan tahun. Jawa Barat 8,8 tahun, Jawa Tengah 8,01, Jawa Timur 8,1,” terangnya.

Kondisi sosial ekonomi tersebut berpengaruh langsung pada akses gizi keluarga. Banyak anak di wilayah ini tidak mampu membeli susu, bahkan sebagian besar mendapat susu pertama kali melalui MBG.

Tantangan dan Tanggung Jawab Moral

“Itu hal yang sangat mengharukan, dan menjadi tanggung jawab moral kami. Saat ini MBG baru menjangkau sekitar 40 persen anak Indonesia. Masih ada 60 persen anak yang harus segera kita penuhi haknya untuk mendapatkan menu gizi seimbang,” tegas Dadan.

Pemerintah menegaskan, selain mengejar kuantitas penerima manfaat, kualitas makanan, keamanan pangan, dan akses air bersih akan menjadi prioritas, terutama di wilayah 3T. Pendekatan ini bertujuan untuk memastikan anak-anak Indonesia menerima gizi optimal tanpa risiko kesehatan.

Penerapan Standar “Zero Defect”

Implementasi standar zero defect mencakup pengawasan ketat terhadap bahan baku, SOP dapur, serta pelatihan juru masak. Semua ini untuk memastikan setiap anak memperoleh menu bergizi seimbang yang aman dikonsumsi, dan mengurangi risiko gangguan pencernaan secara signifikan.

Dadan juga menegaskan, peningkatan jumlah SPPG dan kualitas pelayanan akan terus dievaluasi, termasuk integrasi rapid test bahan baku dan sterilisasi alat makan. Strategi ini diharapkan menjadi model nasional bagi layanan gizi anak di seluruh Indonesia.

Proyeksi Akhir Oktober 2025

Dengan tren saat ini, BGN optimistis target 40 juta penerima MBG tercapai tepat waktu. 

Langkah ini sekaligus menegaskan komitmen pemerintah dalam mendukung ketahanan gizi nasional, mengurangi stunting, serta membuka akses anak-anak di seluruh wilayah, termasuk 3T, terhadap gizi berkualitas.

Terkini

Prabowo Ungkap Proyek Jip Nasional, Dana dan Pabrik Siap

Selasa, 21 Oktober 2025 | 18:41:34 WIB

PAN Usul Pimpinan MPR Ikut Gunakan Mobil Maung

Selasa, 21 Oktober 2025 | 18:41:29 WIB

Persiapan Haji 2026 Dikebut, Hanya Tersisa Enam Bulan

Selasa, 21 Oktober 2025 | 18:41:25 WIB

17 Tempat Makan Dekat Stasiun Tugu Jogja 2025

Selasa, 21 Oktober 2025 | 18:41:23 WIB