pengertian struktur modal

Pengertian Struktur Modal, Tujuan, Teori, dan Contohnya

Pengertian Struktur Modal, Tujuan, Teori, dan Contohnya
pengertian struktur modal

JAKARTA - Pengertian struktur modal mengacu pada cara perusahaan mengatur pembiayaan antara ekuitas dan utang untuk mendukung operasionalnya. 

Membangun sebuah bisnis besar memang memerlukan lebih dari sekadar mimpi. Dibutuhkan tekad, strategi, serta pengelolaan yang baik, salah satunya melalui penerapan struktur modal yang tepat.

Struktur modal yang terencana dengan baik akan membantu perusahaan untuk mencapai tujuan jangka panjang dengan memanfaatkan sumber daya secara efektif. 

Selain itu, struktur modal juga memastikan bahwa perusahaan memiliki keseimbangan yang sehat antara pendanaan eksternal dan internal, yang pada akhirnya mendukung kelangsungan operasional dan pertumbuhan perusahaan.

Jadi, pengertian struktur modal mencakup cara-cara di mana perusahaan menyusun sumber daya finansialnya, yang memiliki peran penting dalam memperkuat daya saing dan kinerja perusahaan.

Pengertian Struktur Modal

Pengertian struktur modal merujuk pada cara perusahaan mengatur dan menggabungkan berbagai sumber dana untuk mendanai operasional dan ekspansinya. 

Istilah “struktur” mengacu pada pengaturan rinci, sementara “modal” mencakup dana utama yang digunakan untuk menjalankan usaha. 

Oleh karena itu, struktur modal adalah pengelolaan dana perusahaan yang berasal dari berbagai sumber, baik internal maupun eksternal, untuk kebutuhan jangka panjang.

Secara umum, struktur modal berhubungan dengan kombinasi antara ekuitas, saham preferensi, surat utang, pinjaman jangka panjang, laba yang ditahan, dan sumber pendanaan jangka panjang lainnya. 

Dengan mengelola struktur modal secara efektif, perusahaan dapat meningkatkan stabilitas keuangan dan memitigasi risiko. Para ahli juga memberikan penjelasan lebih lanjut tentang hal ini:

Gerstenberg

Gerstenberg mendefinisikan struktur modal sebagai suatu proses peningkatan kapitalisasi perusahaan yang mencakup berbagai sumber serta daya yang dapat dikuasai, seperti pinjaman, cadangan, saham, serta obligasi.

John J. Hampton

Hampton mengartikan struktur modal sebagai proses campuran dari suatu dampak yang ditimbulkan karena hutang dan ekuitas terhadap pembiayaan aset perusahaan.

I. M. Pandey

Pandey, ahli keuangan terkemuka, menjelaskan bahwa struktur modal merupakan campuran sumber dana jangka panjang yang terdiri atas utang, saham preferensi, dan ekuitas, baik cadangan maupun surplus.

Tujuan Struktur Modal

Struktur modal memiliki tujuan untuk mengintegrasikan berbagai sumber dana, baik yang bersifat permanen maupun yang digunakan dalam operasional perusahaan. 

Tujuannya adalah untuk memastikan perusahaan dapat mencapai kinerja yang maksimal. 

Selain itu, struktur modal juga berperan dalam mempertahankan kualitas dan kelayakan perusahaan dalam menjalankan operasionalnya.

Teori Struktur Modal

Untuk memahami lebih dalam mengenai struktur modal, diperlukan pengetahuan yang mendalam dan terstruktur dengan baik. 

Hal ini dikenal sebagai teori struktur modal, yang berfungsi sebagai dasar dalam menentukan struktur modal yang tepat, sehingga prosesnya dapat berjalan terkontrol dan seimbang berdasarkan pemahaman ilmiah yang ada.

Contoh Teori yang Mendasari Struktur Modal

Ada lima teori yang menjadi dasar dalam pelaksanaan struktur modal. Beberapa teori ini dikemukakan oleh ahli keuangan terkenal dan sangat relevan digunakan oleh perusahaan. Berikut penjelasan lengkapnya:

Teori Pendekatan Tradisional

Teori ini berfokus pada pengelolaan dan pemetaan yang optimal. Struktur modal dianggap memiliki pengaruh besar terhadap nilai perusahaan. Oleh karena itu, struktur modal dapat disesuaikan untuk mencapai hasil yang maksimal bagi perusahaan.

Teori Pendekatan Modigliani dan Miller

Teori ini diperkenalkan oleh Franco Modigliani dan Merton Miller. Keduanya memiliki pandangan serupa dalam hal struktur modal. Teori Modigliani dan Miller mencakup tiga proposisi utama, yaitu:

  • Struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Dalam hal ini, nilai perusahaan tetap sama, tanpa terpengaruh oleh cara pembiayaan yang digunakan untuk mendanai aset. 

Nilai perusahaan lebih bergantung pada pendapatan yang diharapkan di masa depan, tanpa memperhitungkan pajak.

  • Pentingnya informasi pajak. Pemahaman mengenai pajak yang ditanggung sangat penting karena dapat mempengaruhi penggunaan aset dan sumber dana, serta pengurangan biaya modal tertimbang rata-rata perusahaan.
  • Tidak ada biaya kebangkrutan dalam struktur modal. Aset dapat dijual dengan harga pasar, dan EBIT (Earnings Before Interest and Taxes) tidak terpengaruh oleh utang perusahaan. Investor akan berperan sebagai price takers dalam hal ini.

Teori Trade Off

Teori ini berpendapat bahwa untuk menentukan struktur modal yang optimal, perusahaan harus mempertimbangkan beberapa faktor, seperti biaya keagenan, pajak, dan kesulitan keuangan. 

Teori ini juga menekankan pentingnya memperhatikan efisiensi pasar agar perusahaan dapat tetap bertahan. Dengan demikian, pelaku usaha harus memikirkan cara untuk menghemat pajak dan mengatasi masalah biaya.

Teori Pecking Order

Teori pecking order berpendapat bahwa perusahaan dengan tingkat keuntungan yang tinggi cenderung memiliki sedikit utang. Hal ini memunculkan urutan preferensi yang jelas dalam teori ini. Berikut adalah penjelasannya:

  • Perusahaan akan memilih pendanaan internal dari laba yang diperoleh melalui operasional perusahaan.
  • Perkiraan investasi digunakan untuk menghitung rasio pembayaran yang menjadi target perusahaan.
  • Cash flow yang besar akan dimiliki oleh perusahaan, lebih besar dari pengeluaran, jika perusahaan menerapkan kebijakan yang konsisten terhadap fluktuasi dan kesempatan investasi.
  • Jika ada kondisi eksternal, perusahaan akan lebih memilih untuk mengeluarkan surat berharga yang dianggap paling aman terlebih dahulu.

Teori Asimetri Informasi dan Signaling

Teori ini merupakan satu-satunya teori yang berpendapat bahwa tidak semua pihak dalam perusahaan memiliki informasi yang sama mengenai risiko yang ada. Teori ini mencakup dua pandangan utama:

  • Myers dan Majluf berpendapat bahwa terdapat ketidakseimbangan informasi antara manajer dan pihak luar. Manajer memiliki informasi yang lebih lengkap mengenai perusahaan dibandingkan pihak eksternal. 

Oleh karena itu, manajer menjadi pusat pengambilan keputusan dalam perusahaan.

  • Signaling menjelaskan bahwa pengambilan keputusan terkait pengembangan modal melalui utang merupakan sinyal yang diberikan oleh manajer kepada pasar. 

Hal ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik, serta meningkatkan kesempatan bagi investor yang tertarik.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

Dalam perjalanan untuk mengoptimalkan perusahaan, struktur modal dipengaruhi oleh berbagai faktor yang disebut faktor penentu. 

Beberapa faktor ini memiliki dampak signifikan terhadap peningkatan atau penurunan struktur modal. Berikut adalah penjelasannya:

Struktur Aktiva (Tangibility)

Syamsudin, seorang ahli ekonomi, menyatakan bahwa struktur aktiva atau tangibility adalah bentuk pengalokasian dana untuk setiap komponen aktiva, baik yang bersifat tetap maupun lancar. 

Menurut Weston dan Brigham, struktur aktiva juga dapat diartikan sebagai perbandingan antara aktiva tetap dengan total aktiva. 

Dengan kata lain, pemenuhan modal suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh kondisi aktiva yang dimilikinya.

Jika perusahaan menanamkan modal dalam bentuk aktiva tetap, pemenuhan modal akan lebih mengandalkan modal sendiri, sementara utang menjadi pelengkap. 

Sebaliknya, perusahaan yang memiliki aktiva lancar yang lebih besar cenderung lebih memilih utang untuk memenuhi kebutuhan dana. Hal ini menunjukkan betapa besar pengaruh aktiva terhadap struktur modal perusahaan.

Growth Opportunity

Growth opportunity merujuk pada peluang yang dimiliki perusahaan untuk berkembang di masa depan. Beberapa ahli berpendapat bahwa growth opportunity adalah titik balik perubahan aktiva perusahaan. 

Oleh karena itu, perusahaan akan lebih cenderung melakukan investasi yang dapat mendatangkan keuntungan di masa depan.

Ukuran Perusahaan (Firm Size)

Ukuran perusahaan mempengaruhi struktur modal, karena aktivitas yang dilakukan untuk mengembangkan struktur modal terlihat jelas dari seberapa besar atau kecilnya perusahaan. 

Semakin besar perusahaan, semakin besar kemampuan perusahaan untuk mencapai keuntungan melalui diversifikasi produk dan lebih siap menghadapi krisis. 

Sementara itu, perusahaan kecil cenderung lebih rentan terhadap kebangkrutan jika mencoba melakukan hal serupa.

Profitabilitas

Perusahaan yang memiliki keuntungan tinggi cenderung memiliki dana internal yang lebih besar serta cadangan dana yang lebih banyak. Ini mengurangi ketergantungan pada utang eksternal. 

Hal ini secara langsung mempengaruhi struktur modal perusahaan, karena mereka lebih mengandalkan dana internal daripada dana eksternal.

Risiko Bisnis

Risiko bisnis mengharuskan perusahaan untuk lebih berhati-hati dalam menentukan sumber modal. Risiko yang tinggi dapat menghambat kemajuan perusahaan dan mempengaruhi sistem pendanaan internal. 

Pendanaan eksternal juga akan mengalami hambatan, sehingga perusahaan harus lebih bijaksana dalam mengelola permodalannya.

Fungsi Struktur Modal

Struktur modal yang optimal memainkan peran penting dalam meningkatkan posisi keuangan bisnis dan kinerja manajemen perusahaan. 

Penerapan struktur modal yang tepat juga memastikan perusahaan memenuhi persyaratan keuangan yang diperlukan, terutama oleh perusahaan besar. Berikut adalah beberapa fungsi penting dari penerapan struktur modal yang baik:

Maksimalisasi Pengembalian

Dengan mengatur struktur modal secara tepat, perusahaan dapat meningkatkan laba saham. 

Hal ini memungkinkan pemegang saham mendapatkan pengembalian yang optimal, serta memudahkan mereka untuk melunasi pinjaman dan menghindari beban utang yang berlebihan.

Fleksibilitas

Struktur modal yang baik memberikan fleksibilitas bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi utang sesuai dengan strategi dan kebutuhan bisnis. 

Ini memungkinkan perusahaan untuk bergerak secara dinamis dan mencapai kemajuan yang signifikan.

Solvabilitas

Adanya struktur modal yang baik memastikan likuiditas perusahaan terjaga dengan baik. 

Perusahaan akan menghindari beban pembayaran bunga utang yang tidak terencana, sehingga mengurangi penurunan kas yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.

Meningkatkan Nilai Perusahaan

Investor lebih cenderung tertarik pada perusahaan yang memiliki struktur modal yang baik. 

Dengan tata kelola permodalan yang solid, perusahaan dapat meningkatkan daya tarik investasi, yang pada gilirannya dapat meningkatkan nilai saham dan sekuritas perusahaan.

Mengurangi Risiko Keuangan

Struktur modal yang seimbang antara utang dan ekuitas dapat mengurangi risiko keuangan, sehingga perusahaan lebih terlindungi dari potensi krisis keuangan dan kebangkrutan. 

Perusahaan yang sehat secara finansial lebih stabil dalam menghadapi tantangan ekonomi.

Meminimalkan Biaya Modal

Perusahaan dapat merancang struktur modal untuk memanfaatkan utang jangka panjang secara strategis, dengan tujuan mempersiapkan diri untuk masa depan. 

Hal ini akan membantu perusahaan mengurangi biaya pinjaman dan memperbaiki pengelolaan keuangan jangka panjang.

Alat Perencanaan Pajak

Pengelolaan struktur modal yang baik juga membantu perusahaan dalam perencanaan pajak. 

Perusahaan yang mengandalkan utang sebagai sumber modal harus berhati-hati, karena tanpa struktur modal yang tepat, kewajiban pajak bisa meningkat dan pinjaman terus berkembang, yang dapat menambah beban finansial.

Pemanfaatan Dana Optimal

Perusahaan yang memiliki struktur modal yang baik akan lebih efektif dalam merencanakan penggunaan dananya. 

Dengan manajemen yang sistematis dan strategis, perusahaan dapat menghasilkan output optimal dari laba yang ada, sekaligus memastikan bahwa perusahaan tetap berada pada jalur yang tepat dalam mencapai tujuan bisnisnya.

Perbedaan Struktur Modal, Struktur Keuangan, dan Struktur Aset

Ketiga istilah ini sering kali dianggap memiliki arti yang sama, tetapi tahukah Anda bahwa masing-masing memiliki pengertian yang berbeda? Meskipun ketiganya terkait dengan bidang ekonomi, makna dari setiap istilah ini tidaklah identik.

Struktur modal, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, merujuk pada perimbangan antara utang dan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. 

Di sisi lain, struktur keuangan mengacu pada cara perusahaan membiayai berbagai aktivitasnya, seperti dengan menggunakan utang, saham, atau hasil investasi. 

Dengan kata lain, struktur keuangan lebih menekankan pada kekayaan bersih pemilik perusahaan dan kewajiban yang perlu dipenuhi.

Sedangkan struktur aset berfokus pada perbandingan antara seluruh kekayaan perusahaan, baik itu aktiva tetap maupun lancar. 

Perimbangan ini mencerminkan bagaimana perusahaan mengelola dan mendistribusikan aset-aset yang dimilikinya.

Sebagai penutup, pengertian struktur modal mencakup cara perusahaan mengelola campuran antara utang dan ekuitas untuk mencapai kestabilan dan pertumbuhan jangka panjang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index