JAKARTA - Langkah konkret kembali diambil Ketua Umum PSSI Erick Thohir dalam upaya memperkuat skuad tim nasional Indonesia. Kali ini, fokus diarahkan pada lini depan, sektor yang dinilai masih memerlukan suntikan kekuatan baru. Satu nama pun disebut tengah diproses untuk menjadi bagian dari skuat Garuda: Mauro Zijlstra, penyerang muda berbakat milik FC Volendam asal Belanda.
Zijlstra bukan nama asing bagi penggemar sepak bola muda di Eropa. Pemain berusia 20 tahun ini memiliki darah keturunan Indonesia dan telah menunjukkan performa impresif bersama tim muda Volendam. Dengan torehan 17 gol dan 4 assist dalam 21 pertandingan musim lalu, ia sukses mencuri perhatian dan naik ke skuad utama. Bahkan, ia mencatatkan tujuh penampilan senior, termasuk satu laga di ajang Piala Belanda.
Dalam pernyataan resminya, Erick menyampaikan bahwa kehadiran Zijlstra diproyeksikan untuk memperkuat timnas senior yang sedang bersiap menghadapi Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Selain itu, ia juga bisa menjadi bagian dari timnas U-23 di sejumlah ajang internasional mendatang. “Sebentar lagi ada striker muda bernama Mauro. Kita tahu bahwa timnas, baik kelompok usia muda maupun senior, masih membutuhkan tambahan pemain di lini depan. Harapannya, kehadiran Mauro bisa menjadi amunisi baru untuk memperkuat tim,” kata Erick usai menyaksikan pertandingan timnas putri di Kabupaten Tangerang.
Erick juga mengonfirmasi bahwa proses naturalisasi Zijlstra telah dimulai secara resmi. Sebagai langkah awal, surat pengajuan naturalisasi telah diajukan ke Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), yang menurut Erick memberikan dukungan penuh terhadap proses ini. "Saya sudah mengirim surat ke Pak Menpora, dan beliau sangat mendukung. Setelah dari Menpora, proses akan berlanjut ke Menteri Hukum dan HAM, lalu ke Sekretariat Negara, dan akhirnya ke DPR. Semua berjalan sesuai prosedur," ujarnya menjelaskan.
Saat ditanya apakah Zijlstra akan menjadi satu-satunya pemain baru yang dinaturalisasi tahun ini, Erick menyebut bahwa saat ini memang hanya dia yang sedang dalam tahap proses. Namun, hal tersebut tidak menutup kemungkinan hadirnya nama-nama lain di masa mendatang.
Proses naturalisasi pemain keturunan memang telah menjadi bagian dari strategi PSSI untuk memperkuat timnas, baik pria maupun wanita. Selain Zijlstra, ada pula tiga pemain keturunan lainnya yang tengah diajukan untuk memperkuat timnas putri Indonesia. Mereka adalah Osabel Kopp, Isabelle Nottet, dan Pauline van de Pol.
Ketiganya sudah sempat tampil dalam ajang kualifikasi Piala Asia Wanita 2026 dan memberikan kontribusi positif. PSSI pun tak ingin kehilangan momentum dan segera menindaklanjuti proses administrasi agar mereka bisa sepenuhnya resmi membela timnas senior wanita ke depan. “Tiga nama ini akan kami ajukan ke Menpora untuk proses lebih lanjut agar bisa memperkuat timnas senior wanita,” ungkap Erick.
Langkah ini menandai konsistensi pendekatan PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir dalam meningkatkan kualitas tim nasional melalui jalur naturalisasi yang selektif dan terukur. Strategi tersebut dinilai berhasil mendongkrak performa timnas pria dalam beberapa tahun terakhir, dan kini coba diadaptasi untuk sektor wanita yang tak kalah membutuhkan perhatian.
Masuknya Mauro Zijlstra diharapkan memberi warna baru dalam permainan timnas Indonesia. Selain kualitas teknik yang mumpuni, ia juga membawa pengalaman bermain di sistem pengembangan sepak bola Eropa yang lebih matang. Hal ini diyakini dapat mengangkat kualitas permainan timnas secara keseluruhan, khususnya dalam duel krusial menghadapi putaran keempat kualifikasi Piala Dunia mendatang.
Langkah PSSI mengincar pemain muda potensial juga mendapat respons positif dari masyarakat pencinta sepak bola nasional, yang belakangan ini menunjukkan antusiasme tinggi terhadap prestasi timnas di berbagai level. Nama-nama seperti Rafael Struick, Ivar Jenner, dan Justin Hubner yang sebelumnya sukses menjalani proses naturalisasi telah membuktikan bahwa kebijakan ini bukan sekadar strategi instan, melainkan investasi jangka panjang.
Dari sisi teknis, kehadiran Mauro Zijlstra di lini serang akan menambah pilihan taktik bagi pelatih timnas. Ketajamannya bersama FC Volendam menjadi sinyal bahwa ia mampu menjadi pelapis atau bahkan pesaing sehat bagi pemain lokal yang telah lebih dulu menempati posisi inti. Dengan usia yang masih muda, potensi perkembangan Zijlstra juga terbuka lebar untuk jangka waktu yang panjang.
Proses naturalisasi sendiri memang bukan hal yang bisa dilakukan secara instan. Tahapan administrasi yang melibatkan berbagai lembaga pemerintahan membuat proses ini cukup kompleks dan membutuhkan waktu. Namun, dukungan politik dan birokrasi yang kini tampak semakin solid terhadap program naturalisasi pemain keturunan menjadi harapan tersendiri agar semua bisa selesai tepat waktu.
Dalam konteks lebih luas, pendekatan Erick Thohir yang inklusif terhadap pemain diaspora Indonesia telah membuka peluang besar bagi talenta global keturunan Indonesia untuk tampil di panggung internasional. Hal ini turut membawa dampak positif terhadap citra sepak bola nasional, yang kini dipandang lebih serius dalam pengembangan dan pencapaian prestasi.
Dengan langkah yang konsisten dan terukur ini, publik tentu berharap agar Mauro Zijlstra bisa segera berseragam Merah Putih dan memberikan kontribusi nyata di lapangan hijau. Harapan besar pun disematkan agar kehadirannya bisa membawa semangat baru sekaligus memperkuat kekuatan timnas Indonesia di level regional maupun internasional.