JAKARTA - Upaya meningkatkan literasi publik mengenai Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terus dilakukan BPJS Kesehatan. Salah satu pendekatan yang kini makin dikedepankan adalah melalui pelibatan komunitas-komunitas di masyarakat. Langkah ini bukan semata-mata untuk menyosialisasikan program, namun juga membangun pemahaman yang utuh tentang hak dan prosedur dalam sistem jaminan kesehatan nasional.
BPJS Kesehatan Cabang Madiun menjadi salah satu pelopor pendekatan ini melalui inisiatif gerakan edukasi bersama Komunitas Paham Sistem JKN (Kompas JKN). Gerakan ini melibatkan berbagai elemen komunitas sebagai mitra strategis dalam menyebarluaskan informasi tentang JKN secara langsung dan berkelanjutan.
Kegiatan sosialisasi yang digelar di Madiun ini dihadiri langsung oleh Direktur SDM dan Umum BPJS Kesehatan, Andi Afdal, yang menegaskan bahwa keberadaan komunitas menjadi penghubung efektif antara institusi dan masyarakat. “Intinya, melalui kegiatan sosialisasi ini kami ingin melibatkan sebanyak mungkin komunitas di masyarakat untuk ikut berkontribusi dalam memastikan masyarakat memahami apa itu JKN, apa saja yang dijamin, bagaimana prosedurnya, dan bagaimana cara menggunakannya,” ujar Andi Afdal.
Komunitas sebagai Jembatan Informasi
Dalam praktiknya, pemahaman masyarakat terhadap sistem JKN masih belum merata. Banyak peserta yang belum memahami prosedur pelayanan, ruang lingkup manfaat, maupun mekanisme pembayaran. Oleh karena itu, BPJS Kesehatan menilai pendekatan berbasis komunitas mampu menjawab tantangan ini.
Komunitas dinilai menjadi media yang lebih akrab dan dekat dengan masyarakat sehari-hari. Informasi yang disampaikan lewat komunitas bisa diterima lebih cepat, akurat, dan menyeluruh. Apalagi, komunitas-komunitas yang dilibatkan mencakup berbagai segmen, mulai dari keagamaan, olahraga, hingga komunitas hobi.
“Komunitas memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, termasuk program JKN,” ujar Andi Afdal lebih lanjut.
Keterlibatan komunitas ini juga memperkuat prinsip kolaborasi antara pemerintah dan elemen sipil. Tidak hanya menjadi objek informasi, anggota komunitas berperan sebagai agen perubahan di lingkungan masing-masing.
Mendorong Pemanfaatan Optimal Layanan JKN
Melalui pendekatan edukatif ini, BPJS Kesehatan berharap masyarakat tidak sekadar menjadi peserta pasif JKN, melainkan mampu memahami dan memanfaatkan hak-haknya secara optimal. Pengetahuan tentang manfaat yang dijamin, prosedur pelayanan, dan tata cara penggunaan kartu JKN sangat penting agar tidak terjadi miskomunikasi saat mengakses layanan kesehatan.
Pemahaman yang kuat juga berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pelayanan. Ketika peserta tahu prosedur, rumah sakit pun bisa bekerja lebih efisien dalam melayani. Dengan begitu, kepuasan peserta pun meningkat.
“Pihaknya menilai sosialisasi secara langsung kepada komunitas merupakan cara efektif untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai program JKN,” tegas Andi Afdal.
Perluasan Jangkauan Sosialisasi
Gerakan edukasi "Kompas JKN" diharapkan tidak berhenti di satu daerah saja. Model sosialisasi ini akan diperluas ke daerah-daerah lain di Indonesia, terutama wilayah-wilayah yang masih memiliki tingkat literasi JKN rendah. BPJS Kesehatan menargetkan agar komunitas yang tergabung dalam gerakan ini terus bertambah dan tersebar luas secara nasional.
Dengan ekosistem komunitas yang terus diperluas, BPJS Kesehatan juga membuka peluang kolaborasi lintas sektor, baik dari dunia pendidikan, organisasi keagamaan, hingga kelompok pemuda dan karang taruna.
“Komunitas yang terlibat juga sangat beragam, mulai dari komunitas keagamaan, olahraga, hingga komunitas hobi,” lanjut Andi Afdal.
Ke depan, pendekatan partisipatif ini akan menjadi bagian penting dalam strategi komunikasi BPJS Kesehatan. Tidak lagi bertumpu pada pendekatan satu arah, tetapi lebih pada dialog aktif antara lembaga dan masyarakat melalui perantara komunitas.
Kolaborasi sebagai Kunci Keberhasilan
Pelibatan komunitas dalam edukasi JKN bukan hanya soal penyebaran informasi, tetapi juga soal membangun kesadaran kolektif. Dalam konteks kesehatan masyarakat, kesadaran kolektif menjadi sangat penting agar program nasional seperti JKN bisa dijalankan secara berkelanjutan dan inklusif.
Dengan pendekatan ini, BPJS Kesehatan tidak hanya menunaikan mandat sebagai penyelenggara jaminan sosial, tetapi juga menjadi mitra strategis masyarakat dalam menjaga kesehatan. Kesadaran yang dibangun melalui komunitas diyakini akan lebih tahan lama dibandingkan pendekatan satu arah dari institusi kepada individu.
Langkah BPJS Kesehatan Cabang Madiun dalam melibatkan komunitas lewat gerakan edukasi "Kompas JKN" menjadi contoh konkret inovasi layanan publik yang partisipatif. Di tengah tantangan penyebaran informasi dan pemahaman masyarakat yang belum merata, keterlibatan komunitas menjadi strategi yang menjanjikan.
Dengan komitmen kuat dari BPJS Kesehatan dan dukungan luas dari komunitas, cita-cita menciptakan masyarakat yang paham, sadar, dan aktif memanfaatkan JKN bukan lagi sekadar wacana, melainkan proses nyata yang tengah berjalan.