Jepang

Penginapan Unik di Jepang yang Bikin Betah

Penginapan Unik di Jepang yang Bikin Betah
Penginapan Unik di Jepang yang Bikin Betah

JAKARTA — Jepang kembali mencuri perhatian dunia wisata dengan ide yang tak biasa. Kali ini, tempat parkir minimarket Lawson disulap menjadi tempat menginap bagi turis. Fenomena ini menjadi solusi alternatif yang menarik di tengah melambungnya harga hotel, terutama di kota-kota besar seperti Tokyo dan Osaka.

Alih-alih mencari penginapan konvensional, wisatawan kini dapat menyewa tempat parkir untuk tidur semalam di dalam mobil mereka. Konsep unik ini menjadi bagian dari layanan Lawson Parking, yang bekerja sama dengan perusahaan penyedia layanan kendaraan kemping, Carstay.

Menurut laporan dari The Japan Times, langkah ini diambil untuk merespons meningkatnya permintaan akomodasi murah di tengah kenaikan tarif hotel di Jepang. Apalagi, jumlah kunjungan wisatawan ke negara tersebut terus melonjak pasca-pandemi, sehingga pilihan penginapan alternatif menjadi semakin dibutuhkan.

Fasilitas yang ditawarkan di lokasi parkir ini cukup memadai bagi wisatawan yang ingin sekadar bermalam tanpa mengeluarkan biaya besar. Area parkir Lawson yang disulap menjadi tempat menginap dilengkapi dengan sumber daya listrik, toilet umum, dan fasilitas dasar lainnya, tergantung pada lokasi masing-masing.

Mereka yang memanfaatkan layanan ini umumnya datang dengan kendaraan rekreasi (camper van) atau mobil pribadi yang dimodifikasi untuk kebutuhan beristirahat. Tarif sewanya pun jauh lebih terjangkau dibandingkan hotel atau penginapan kapsul yang banyak tersebar di Jepang.

Menurut informasi dari Carstay, biaya menginap di area parkir Lawson dimulai dari sekitar 2.000 yen per malam atau setara Rp200.000-an. Harga tersebut tentu sangat bersaing jika dibandingkan dengan hotel-hotel di Tokyo yang tarifnya bisa mencapai puluhan ribu yen per malam.

“Bekerja sama dengan minimarket Lawson memberikan nilai tambah karena para pengguna bisa membeli makanan, minuman, hingga perlengkapan pribadi hanya dengan berjalan kaki dari tempat mereka memarkir mobil,” jelas pihak Carstay dalam pernyataannya.

Inovasi ini bukan hanya menguntungkan wisatawan, tetapi juga membawa dampak positif bagi pemilik lahan parkir yang sebelumnya kurang termanfaatkan di malam hari. Dengan menjadikannya sebagai lahan inap kendaraan, pemilik lokasi bisa mendapatkan pendapatan tambahan tanpa perlu investasi besar.

Sistem pemesanan layanan ini juga cukup praktis. Wisatawan dapat memesannya melalui platform Carstay secara daring, memilih lokasi Lawson yang tersedia, serta waktu menginap yang diinginkan. Sesampainya di lokasi, mereka tinggal menunjukkan bukti pemesanan dan bisa langsung beristirahat.

Minat terhadap konsep ini rupanya cukup tinggi, khususnya di kalangan wisatawan muda, backpacker, dan pelancong yang ingin menghemat anggaran. Banyak dari mereka yang menikmati pengalaman baru ini karena memberikan kebebasan untuk berpindah tempat setiap malam tanpa terikat satu lokasi.

Meski terlihat sederhana, konsep tidur di dalam mobil ini tetap memperhatikan kenyamanan dan keamanan. Setiap lokasi yang dijadikan area menginap telah melewati proses seleksi dan memiliki pengawasan tertentu, agar pengguna jasa merasa aman selama bermalam.

Selain itu, kehadiran minimarket Lawson yang buka 24 jam memberikan rasa aman tersendiri bagi para pelancong. Mereka bisa merasa lebih tenang karena berada di sekitar area yang terang dan ramai, meskipun tidak tidur di dalam bangunan.

Salah satu pelancong dari Thailand yang mencoba pengalaman ini mengatakan bahwa menginap di parkiran Lawson adalah hal unik dan menyenangkan. “Saya bisa memasak di dalam mobil, membeli makanan siap saji, dan tetap merasa aman meski tidak menginap di hotel,” ujarnya seperti dikutip dari media lokal Jepang.

Pemerintah daerah di beberapa wilayah pun menyambut baik konsep ini. Mereka melihatnya sebagai langkah kreatif untuk mendukung sektor pariwisata tanpa harus membangun infrastruktur besar yang mahal dan memakan waktu.

Namun demikian, sejumlah pihak tetap mengingatkan perlunya regulasi ketat agar tidak terjadi penyalahgunaan. Salah satunya adalah kontrol atas jumlah kendaraan yang diizinkan menginap di suatu lokasi serta pengelolaan sampah dan limbah agar tidak mengganggu lingkungan sekitar.

Tak hanya itu, sektor perhotelan pun ikut menanggapi tren ini. Beberapa pengelola hotel mulai mengembangkan strategi untuk menawarkan paket-paket khusus atau diskon musiman agar tetap kompetitif. Hal ini menunjukkan bahwa inovasi di sektor akomodasi telah memunculkan dinamika baru dalam industri pariwisata Jepang.

Bagi banyak orang, pengalaman menginap di dalam kendaraan sambil menjelajahi berbagai kota di Jepang bukan hanya soal penghematan biaya, tetapi juga menciptakan cerita unik selama perjalanan. Apalagi dengan akses mudah ke fasilitas publik serta makanan dan minuman dari minimarket Lawson, perjalanan jadi semakin praktis.

Dengan semakin banyaknya wisatawan yang mencari alternatif penginapan, konsep seperti ini diprediksi akan terus berkembang. Tidak menutup kemungkinan ke depan layanan serupa akan diterapkan di negara lain yang memiliki infrastruktur serupa dan minat wisata yang tinggi.

Sebagai negara yang dikenal inovatif, Jepang kembali menunjukkan kemampuannya dalam menyesuaikan diri dengan kebutuhan zaman. Solusi parkiran jadi penginapan ini bisa jadi akan menjadi tren baru, terutama bagi wisatawan yang mencari pengalaman berbeda tanpa harus menguras kantong.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index