JAKARTA - Langkah konsolidasi bisnis yang tengah ditempuh oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) mendapatkan dukungan dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dengan penekanan bahwa arah investasi institusi tersebut harus senantiasa berpijak pada kepentingan publik. Pernyataan itu disampaikannya usai menerima kunjungan Chief Investment Officer (CIO) Danantara Indonesia, Pandu Sjahrir. “Investasi Danantara harus tetap berakar pada kepentingan publik,” ungkap Sri Mulyani.
Pernyataan tersebut menegaskan arah strategis yang ingin dijaga oleh pemerintah dalam mendorong Danantara menjadi lembaga pengelola investasi yang akuntabel, inklusif, dan berorientasi jangka panjang. Dalam pertemuan itu, dibahas berbagai agenda penting menyangkut strategi investasi jangka panjang yang dijalankan Danantara.
Pembahasan itu juga mencakup visi jangka panjang lembaga tersebut, khususnya dalam rangka menciptakan lapangan kerja baru melalui transformasi bisnis di lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Fokus pada sektor energi dan mineral menjadi salah satu bahasan utama.
Sri Mulyani menggarisbawahi bahwa transformasi ini perlu disertai dengan komitmen tata kelola yang kuat dan akuntabel.
“Dengan komitmen dan tata kelola yang baik, pertemuan ini menjadi langkah penting menuju pengelolaan keuangan negara yang lebih akuntabel dan pro-investasi,” jelasnya.
Pandu Sjahrir dalam pertemuan itu memaparkan gagasan besar mengenai penyederhanaan struktur bisnis BUMN. Saat ini terdapat sebanyak 889 perusahaan BUMN yang dinilai terlalu tersebar. Ia menyampaikan keinginan agar ratusan perusahaan tersebut dapat terkonsolidasi ke dalam satu komando di bawah Danantara Indonesia.
Menurut Pandu, pendekatan ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama antarperusahaan serta mempercepat proses konsolidasi yang diperlukan dalam rangka mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.
“Kita ingin agar 889 perusahaan BUMN berada dalam satu komando di bawah Danantara Indonesia,” ujar Pandu.
Melalui penguatan struktur dan penyederhanaan jumlah entitas BUMN, Danantara menargetkan hanya akan ada sekitar 200 perusahaan yang tetap beroperasi ke depan. Strategi ini diharapkan memberikan efisiensi, memperkuat tata kelola, serta meningkatkan kapasitas pembiayaan dan investasi.
Sejak resmi didirikan, Danantara Indonesia telah bergerak cepat dengan menjalin sejumlah kerja sama investasi, baik dengan mitra dalam negeri maupun internasional. Salah satu pencapaian signifikan adalah kolaborasi dengan Qatar Investment Authority (QIA) untuk mengelola dana investasi senilai 4 miliar dolar Amerika Serikat. Dana tersebut difokuskan untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan proyek strategis di dalam negeri.
Selain menjalin kemitraan global, Danantara juga menjalankan aksi korporasi yang menyasar penyelamatan dan penguatan BUMN strategis. Contohnya, pemberian pinjaman pemegang saham (shareholder loan) senilai Rp6,65 triliun kepada maskapai nasional PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
Bantuan pembiayaan tersebut diharapkan mampu memperbaiki struktur permodalan Garuda Indonesia serta meningkatkan daya saing perusahaan penerbangan milik negara di tengah tekanan industri aviasi global.
Dalam konteks lebih luas, agenda Danantara menjadi bagian penting dari upaya restrukturisasi dan modernisasi portofolio BUMN. Dengan pendekatan berbasis investasi strategis dan fokus jangka panjang, Danantara diarahkan menjadi lembaga pengelola kekayaan negara yang mampu memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani juga menyiratkan pentingnya kesinambungan strategi ini dengan memperkuat pilar tata kelola serta menjadikan kepentingan publik sebagai orientasi utama. Hal ini mencerminkan harapan agar setiap rupiah investasi yang dikucurkan Danantara mampu berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Transformasi besar-besaran ini bukan tanpa tantangan. Namun, dengan dukungan kebijakan pemerintah serta visi yang konsisten dari para pemangku kepentingan, langkah Danantara bisa menjadi salah satu katalis utama dalam mendorong akselerasi pembangunan nasional.
Pemerintah menilai penting bagi lembaga seperti Danantara untuk tidak hanya berperan sebagai badan investasi, tetapi juga sebagai agen transformasi ekonomi negara. Dengan sumber daya yang kuat, jaringan global yang luas, dan kepemimpinan yang profesional, Danantara diharapkan mampu menavigasi tantangan global dan membawa Indonesia menuju pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Agenda konsolidasi BUMN dan penyaluran investasi strategis ini akan terus dikawal secara ketat oleh Kementerian Keuangan dan kementerian teknis lainnya untuk memastikan implementasi di lapangan berjalan efektif dan memberikan dampak riil.
Dalam penutup pernyataannya, Sri Mulyani menegaskan bahwa dukungan terhadap Danantara harus selalu dilandasi dengan prinsip kehati-hatian serta integritas tinggi agar pengelolaan aset negara benar-benar dapat memberikan nilai tambah bagi seluruh rakyat Indonesia.