Sri Mulyani

Sri Mulyani Dorong Danantara Utamakan Masyarakat

Sri Mulyani Dorong Danantara Utamakan Masyarakat
Sri Mulyani Dorong Danantara Utamakan Masyarakat

JAKARTA — Pengelolaan investasi oleh pemerintah, khususnya melalui entitas baru seperti PT Danantara Nasional Infrastruktur, kembali menjadi sorotan. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa segala bentuk investasi yang dilakukan perusahaan pelat merah itu harus mengedepankan kepentingan publik dan bukan sekadar mengejar keuntungan semata.

Pernyataan tersebut disampaikan Sri Mulyani dalam peluncuran PT Danantara Nasional Infrastruktur, anak usaha dari Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority (INA). Dalam momen tersebut, Sri Mulyani secara tegas mengingatkan pentingnya akuntabilitas dan keberpihakan terhadap rakyat dalam setiap langkah investasi yang akan dijalankan Danantara ke depan.

"Investasi harus berpihak pada publik. Jangan sampai hanya mementingkan return tetapi tidak ada dampak pada masyarakat. Kita tidak sedang membuat private equity biasa, kita sedang membuat sovereign wealth fund. Danantara adalah anaknya," kata Sri Mulyani.

Menyelaraskan Tujuan Investasi Negara

Danantara didirikan sebagai platform investasi yang fokus pada proyek-proyek infrastruktur strategis. Sebagai bagian dari INA, perusahaan ini dibentuk dengan harapan bisa menjadi solusi dalam pembiayaan pembangunan jangka panjang Indonesia, khususnya sektor infrastruktur, tanpa membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Namun demikian, Sri Mulyani menggarisbawahi bahwa keberadaan Danantara tidak boleh kehilangan orientasi. Ia menekankan bahwa platform ini harus bekerja dengan pendekatan yang holistik dan mempertimbangkan aspek sosial serta keberlanjutan.

"Jangan mengejar investasi hanya karena return tinggi, tapi kemudian tidak punya dampak pada masyarakat. Ini bukan hanya soal profit," tegasnya.

Ia menambahkan bahwa investasi oleh sovereign wealth fund seperti INA harus bersifat strategis, yakni mampu menciptakan nilai jangka panjang, memperkuat struktur ekonomi nasional, dan menyelesaikan masalah pembangunan.

Menghindari Model Private Equity Konvensional

Dalam pernyataannya, Sri Mulyani juga membandingkan karakteristik sovereign wealth fund seperti INA dan Danantara dengan private equity biasa. Ia menegaskan bahwa meskipun keduanya terlibat dalam aktivitas investasi, pendekatan dan tujuannya sangat berbeda.

Private equity pada umumnya hanya mengejar keuntungan finansial dalam jangka pendek atau menengah. Sementara itu, sovereign wealth fund dibentuk untuk kepentingan jangka panjang negara dan rakyat.

“Kita tidak sedang membuat private equity biasa,” ulang Sri Mulyani dengan nada tegas.

Karena itulah, dalam operasionalnya, Danantara harus menerapkan prinsip kehati-hatian yang tinggi dan transparansi penuh, serta memastikan seluruh proyek investasi membawa manfaat nyata bagi masyarakat luas.

Peran Penting INA dan Sinergi Nasional

Lembaga Pengelola Investasi (INA) yang menaungi Danantara berfungsi sebagai katalis dalam mendatangkan investor asing ke Indonesia melalui skema kerja sama yang saling menguntungkan. Sri Mulyani berharap, INA dan Danantara dapat menjadi instrumen yang mampu mempercepat pembangunan infrastruktur strategis tanpa harus bergantung sepenuhnya pada pembiayaan negara.

Dengan terbatasnya ruang fiskal pemerintah, kehadiran INA dan anak usahanya seperti Danantara dianggap strategis. Namun Sri Mulyani kembali mengingatkan agar tanggung jawab publik tetap dijaga.

"Setiap keputusan investasi harus melalui evaluasi yang ketat, tidak boleh tergoda hanya karena skema terlihat menguntungkan di atas kertas," ungkapnya.

Keseimbangan Antara Komersial dan Kepentingan Umum

Lebih lanjut, Sri Mulyani menyampaikan bahwa transformasi ekonomi Indonesia yang sedang dicanangkan pemerintah tidak akan berjalan efektif tanpa infrastruktur yang kuat. Karena itu, keberadaan Danantara menjadi penting dalam konteks pembiayaan infrastruktur yang berkelanjutan.

Meski demikian, menurutnya, antara misi komersial dan tanggung jawab sosial harus selalu dijaga keseimbangannya.

“Kalau hanya mengejar return tapi tidak memberikan dampak nyata, itu bukan tujuan kita membentuk INA dan Danantara,” katanya lagi.

Sri Mulyani bahkan menyebutkan pentingnya keberpihakan terhadap masyarakat dalam seluruh aktivitas investasi, baik dalam bentuk penciptaan lapangan kerja, penguatan konektivitas, maupun peningkatan kualitas hidup warga.

Transparansi dan Tata Kelola

Salah satu poin krusial yang juga disinggung Sri Mulyani dalam peluncuran tersebut adalah soal tata kelola dan transparansi. Menurutnya, sebagai entitas pengelola dana publik dan mitra investor asing, Danantara harus memiliki standar governance yang sangat tinggi.

“Karena ini menyangkut kepercayaan, baik dari investor dalam negeri maupun luar negeri. Apalagi kita mengelola dana publik yang harus dipertanggungjawabkan,” katanya.

Sri Mulyani pun mendorong Danantara agar membangun sistem pelaporan dan pengawasan internal yang kuat, termasuk mekanisme penilaian risiko dan audit independen.

Harapan Terhadap Danantara

Pada akhirnya, Sri Mulyani berharap Danantara bisa menjadi contoh model investasi strategis yang bertanggung jawab dan berorientasi pada kemajuan nasional. Dengan prinsip kehati-hatian, orientasi pada hasil jangka panjang, serta keberpihakan kepada rakyat, Danantara diharapkan tidak sekadar menjadi kendaraan investasi, tetapi juga agen pembangunan.

“Kita ingin INA dan Danantara menjadi benchmark bagaimana seharusnya sovereign wealth fund dikelola. Bukan semata mencari profit, tapi membangun masa depan bangsa,” tutupnya.

Dengan pernyataan tegas ini, Sri Mulyani kembali menegaskan bahwa arah pembangunan Indonesia tidak bisa lepas dari prinsip tanggung jawab sosial dan publik. Danantara, sebagai perpanjangan tangan dari negara dalam investasi, diharapkan mampu menjawab tantangan tersebut.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index