Politik

Prestasi Politik di Dunia Akademik

Prestasi Politik di Dunia Akademik
Prestasi Politik di Dunia Akademik

JAKARTA - Di tengah kesibukannya memimpin kebijakan nasional, Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara menunjukkan komitmennya terhadap ilmu pengetahuan dan pendidikan. Ia berhasil meraih gelar doktor dalam bidang Ilmu Politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad), dengan riset mendalam yang relevan terhadap dinamika demokrasi Indonesia.

Dalam sidang promosi doktor di program pascasarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unpad, Iftitah memaparkan disertasinya yang berjudul “Eklektisisme Perilaku Memilih dalam Pilpres: Analisis Multidimensi atas Pengaruh Karakteristik Sosial, Rasionalitas Politik dan Dinamika Utilitas Maksimal dalam Pembentukan Preferensi Elektoral di Indonesia.”

Lewat riset tersebut, Iftitah memotret bagaimana perilaku pemilih dalam Pemilu Presiden 2024 terbentuk, serta bagaimana beragam dimensi sosial, psikologis, dan kalkulatif memainkan peranan penting dalam membentuk pilihan politik masyarakat.

“Perilaku pemilih tidak bisa dijelaskan secara tunggal. Namun bersifat multidimensi dan dinamis yang mencerminkan kombinasi rasionalitas dan emosi, afiliasi identitas, dan kalkulasi manfaat serta pengaruh besar dari media dan simbol,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang disampaikan pihak Unpad.

Konsep eklektisisme menjadi pendekatan utama dalam disertasi ini. Menurut Iftitah yang juga purnawirawan TNI Angkatan Darat, eklektisisme adalah sebuah metode ilmiah yang menggabungkan keunggulan dari berbagai teori dan pendekatan. Dalam konteks perilaku memilih, pendekatan ini mampu memadukan aspek sosial, psikologis-afektif, dan pertimbangan rasional dalam satu kerangka analisis yang lebih menyeluruh.

Penelitiannya menjawab dua pertanyaan krusial: pertama, bagaimana karakteristik sosial, psikologi, dan rasionalitas memilih, termasuk pengaruh kampanye, uang, dan logistik berperan dalam membentuk preferensi pemilih. Kedua, bagaimana proses-proses tersebut akhirnya bermuara pada pencapaian yang disebut sebagai utilitas maksimal dalam memilih.

Lebih jauh, Iftitah juga menyoroti pentingnya fenomena public mood atau suasana kebatinan publik dalam mengarahkan dinamika politik.

“Dan bagaimana itu kemudian berkembang menjadi public mood, yaitu suasana kebatinan publik yang menggerakkan pilihan politik publik,” tambahnya.

Ia menjelaskan bahwa public mood bisa menjadi alat strategis dalam kampanye, membantu menciptakan momentum bagi para kandidat, mempengaruhi arah komunikasi politik, dan bahkan menentukan hasil akhir pemilihan umum.

Sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, Iftitah memiliki pengalaman langsung dalam memahami dinamika politik elektoral. Pengetahuannya yang empiris selama memimpin mesin partai dalam kontestasi politik berpadu dengan kajian akademik yang ia lakukan, menghasilkan perspektif yang tidak hanya praktis, namun juga teoritis dan analitis.

Sidang terbuka promosi doktor yang dihadiri berbagai tokoh nasional itu berlangsung dengan khidmat dan penuh apresiasi. Sidang dipimpin oleh Rektor Unpad, Arief Sjamsulaksan Kartasasmita. Tim promotor terdiri dari Ketua Mudiyati Rahmatunnisa, dan dua anggota, yakni Arry Bainus serta Ahmad Khoirul Umam. Adapun tim oponen ahli yang turut memberi tanggapan ilmiah atas disertasi ini meliputi nama-nama akademisi ternama: Burhanuddin Muhtadi, Budhi Gunawan, dan Wawan Budi Darmawan. Sidang ini juga menghadirkan representasi guru besar Unpad, Widya Setiabudi.

Kehadiran sejumlah tokoh publik dan pejabat negara juga memberi warna tersendiri pada acara akademik ini. Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono, Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya, serta Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi turut hadir menyampaikan selamat.

Tak hanya itu, Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudi Setiawan dan Wakil Ketua MPR Edhie Baskoro Yudhoyono pun terlihat menghadiri langsung prosesi sidang, menambah semarak momen bersejarah tersebut. Dukungan yang diberikan menunjukkan kolaborasi harmonis antara dunia akademik, pemerintahan, dan lembaga legislatif.

Dalam konteks pembangunan bangsa, capaian ini menjadi contoh sinergi antara keilmuan dan pengabdian publik. Dengan memperoleh gelar doktor, Menteri Iftitah tidak hanya memperluas cakrawala berpikir, namun juga menambah landasan akademik untuk memperkuat kebijakan dan program-program strategis yang tengah ia jalankan di Kementerian Transmigrasi.

Riset mengenai perilaku memilih yang disusunnya memiliki relevansi kuat dalam penyusunan strategi kebijakan publik, termasuk dalam hal penyampaian pesan politik dan penguatan komunikasi pemerintah kepada masyarakat. Hal ini juga mempertegas pentingnya pendekatan berbasis bukti (evidence-based policy) dalam sistem pemerintahan modern.

Di tengah dinamika politik nasional yang kian kompleks, kehadiran pemimpin dengan latar belakang akademik mendalam seperti Iftitah memberikan harapan akan lahirnya kebijakan yang tidak hanya responsif, tetapi juga reflektif dan berorientasi jangka panjang.

Gelar doktor yang ia raih menjadi bukti nyata bahwa kontribusi terhadap ilmu pengetahuan bisa berjalan seiring dengan pengabdian terhadap negara. Terlebih dalam bidang ilmu politik yang menjadi tulang punggung demokrasi, kehadiran pemimpin berpengetahuan luas menjadi aset berharga bagi kemajuan bangsa.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index