JAKARTA - Dalam kondisi darurat, ketenangan dan kejelasan informasi menjadi hal yang sangat penting bagi keluarga pasien. Salah satu bentuk layanan yang sangat dirasakan manfaatnya oleh peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah kehadiran petugas BPJS Satu atau Siap Membantu yang ditempatkan di rumah sakit.
Nurul Aini, seorang ibu berusia 35 tahun, merasakan langsung kehadiran layanan tersebut ketika anak keduanya mengalami demam tinggi dan harus segera mendapat perawatan medis. Sebagai peserta JKN segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) kelas 3, Nurul langsung membawa anaknya ke instalasi gawat darurat (IGD) di salah satu rumah sakit.
Namun, sesampainya di bagian administrasi, ia dihadapkan pada kenyataan bahwa status kepesertaannya sedang tidak aktif karena ada tunggakan. Situasi ini tentu membuatnya panik. Tapi beruntung, ia segera melihat informasi kontak petugas BPJS Satu yang tertera di poster rumah sakit.
“Saya panik karena anak saya tiba-tiba demam dan langsung saya bawa ke IGD rumah sakit. Saat di admisi, katanya kartu BPJS saya nonaktif karena ada tunggakan, akhirnya saya mencoba menghubungi petugas BPJS Satu yang tertera di poster dan alhamdulillah langsung direspon serta dijelaskan secara detail oleh petugasnya,” ungkap Nurul.
Respons cepat dan informasi yang jelas dari petugas BPJS Satu memberikan rasa lega di tengah situasi yang mendesak tersebut. Tidak hanya membantu memahami status kepesertaannya, petugas juga memberikan penjelasan tentang apa yang perlu dilakukan agar layanan kesehatan tetap dapat diakses dengan lancar.
“Saya mengapresiasi dengan adanya petugas BPJS Satu ini, saya merasa terbantu sekali karena informasi yang diberikan sangat lengkap dan saat itu pula saya paham. Ada satu lagi yang saya patut acungi jempol, respon dari petugasnya sangat cepat dan saat menyampaikan informasinya sangat sopan yang membuat saya cepat paham apa yang dijelaskan,” ujar Nurul.
Kehadiran petugas BPJS Satu bukan sekadar formalitas, tetapi benar-benar memberikan manfaat nyata bagi peserta yang sedang berada di rumah sakit. Terutama bagi mereka yang membutuhkan bantuan secepatnya untuk memperoleh informasi yang akurat terkait layanan BPJS Kesehatan.
Nurul menegaskan bahwa keberadaan petugas ini memiliki dampak yang signifikan dalam mencegah kesalahpahaman. Dalam kondisi genting, peserta kerap kali membutuhkan panduan langsung dari orang yang kompeten agar proses pelayanan tidak terhambat.
“Ya, kehadiran petugas BPJS Satu ini menjadi hal positif bagi kami sebagai peserta. Di saat membutuhkan informasi, saat itu pula kami harus memastikan bahwa informasinya diberikan oleh orang yang tepat, karena jangan sampai ada kesalahpahaman yang membuat kita semakin tidak percaya. Sehingga dengan hadirnya petugas ini, membuat kesalahpahaman semakin berkurang,” tambahnya.
Peran petugas BPJS Satu yang bertugas memberikan informasi dan menerima pengaduan secara langsung, menjadi salah satu bentuk layanan publik yang sangat dibutuhkan. Tak hanya mempermudah peserta, kehadiran mereka juga menumbuhkan kepercayaan terhadap sistem JKN secara keseluruhan.
Dalam akhir testimoninya, Nurul mengajak peserta lain untuk tidak segan menghubungi petugas BPJS Satu yang nomornya tertera di berbagai sudut rumah sakit. Menurutnya, pelayanan yang diberikan tidak hanya profesional, tetapi juga penuh empati.
“Terima kasih banyak atas bantuannya dan semoga ini menjadi ibadah untuk kita semua. Untuk peserta yang membutuhkan informasi atau pengaduan, jangan ragu untuk menghubungi petugas BPJS Satu ya, karena selain responnya cepat, mereka juga sangat baik dan sopan,” tutupnya.
Kisah Nurul menjadi salah satu dari banyak cerita peserta yang merasa terbantu berkat layanan BPJS Satu. Kehadiran petugas yang sigap dan informatif membuktikan bahwa pelayanan publik dapat terus berkembang menjadi lebih responsif dan manusiawi. Program ini sekaligus menunjukkan komitmen BPJS Kesehatan dalam meningkatkan kenyamanan peserta saat mengakses layanan di fasilitas kesehatan.
Bagi peserta yang mengalami kendala di rumah sakit, cukup mencari nomor kontak petugas BPJS Satu yang biasanya tersedia pada poster-poster informasi yang dipasang di area rumah sakit. Petugas ini siap memberikan bantuan langsung tanpa harus melalui proses yang berbelit.
Dalam situasi apa pun, kehadiran informasi yang jelas dan pelayanan yang cepat adalah hal yang sangat krusial. Petugas BPJS Satu menjadi jembatan antara peserta dan layanan kesehatan yang berkualitas, sekaligus menjadi ujung tombak penyampaian informasi resmi yang terpercaya.
Langkah BPJS Kesehatan menempatkan petugas di rumah sakit merupakan bagian dari strategi untuk memperkuat komunikasi dua arah dengan peserta. Dengan begitu, segala bentuk kendala bisa ditangani lebih cepat, tepat, dan efisien.
Melalui pendekatan ini, diharapkan tingkat kepuasan peserta semakin meningkat dan kepercayaan terhadap program JKN terus terjaga. Kisah Nurul Aini menjadi bukti nyata bahwa petugas BPJS Satu bukan sekadar simbol layanan, melainkan penolong yang hadir di waktu paling dibutuhkan.