JAKARTA - Komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan kembali ditegaskan Menteri BUMN Erick Thohir saat menerima kunjungan Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin di Jakarta. Dalam pertemuan tersebut, keduanya menyoroti peluang kerja sama strategis antara pemerintah daerah dan BUMN dalam mengelola karbon serta limbah menjadi energi terbarukan.
Langkah ini dinilai sejalan dengan target nasional dalam menurunkan emisi karbon serta mengakselerasi transisi energi bersih di Indonesia. Gubernur Bey Machmudin menyampaikan berbagai potensi yang dimiliki Jawa Barat, mulai dari pengelolaan karbon di kawasan hutan hingga pengolahan sampah yang bisa dioptimalkan melalui kolaborasi dengan BUMN.
"Pak Erick Thohir menyambut baik dan memberi arahan agar rencana tersebut ditindaklanjuti dengan pertemuan teknis antara pemerintah provinsi dan BUMN terkait," kata Bey dalam keterangannya usai pertemuan.
Menurut Bey, langkah konkret yang dibahas di antaranya adalah penguatan pengelolaan karbon di wilayah selatan Jawa Barat, serta pemanfaatan sampah menjadi sumber energi melalui teknologi termutakhir. Hal ini akan melibatkan sejumlah BUMN seperti Perhutani dan PLN yang memiliki mandat kuat di bidang pengelolaan lingkungan dan energi.
Mendorong Potensi Karbon di Wilayah Selatan
Jawa Barat bagian selatan dikenal memiliki kawasan hutan yang cukup luas, dan menyimpan potensi besar dalam mendukung program perdagangan karbon atau carbon trading. Dalam konteks ini, kolaborasi antara Pemprov Jabar dan BUMN seperti Perhutani menjadi sangat strategis.
"Pengelolaan karbon di wilayah selatan sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai salah satu sektor ekonomi hijau yang berkelanjutan," ujar Bey.
Inisiatif tersebut tidak hanya bertujuan untuk mengurangi emisi, tetapi juga membuka peluang pendapatan baru bagi masyarakat sekitar hutan melalui skema insentif karbon. Gubernur Bey berharap dukungan Menteri Erick Thohir dan jajaran BUMN dapat mempercepat realisasi program ini secara teknis dan legal.
Pengolahan Sampah Berbasis Energi
Selain pengelolaan karbon, topik lain yang menjadi perhatian serius dalam pertemuan itu adalah upaya konversi sampah menjadi energi listrik atau waste to energy (WTE). Teknologi ini sudah diterapkan di sejumlah negara dan dinilai cocok untuk mengatasi tantangan sampah di wilayah perkotaan.
Bey menyebut bahwa Jawa Barat, khususnya wilayah seperti Bandung Raya dan Bogor, memproduksi volume sampah harian yang cukup besar. Jika diolah dengan pendekatan teknologi, limbah ini dapat menghasilkan listrik sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
"Kami berharap BUMN seperti PLN bisa turut andil dalam kerja sama ini, baik dari sisi teknologi maupun investasi," ujarnya.
Respons positif datang dari Erick Thohir yang memberikan sinyal kuat dukungan terhadap pengembangan energi bersih dari sampah. Hal ini sejalan dengan kebijakan Kementerian BUMN dalam mendukung ekonomi hijau dan transisi energi melalui pemanfaatan teknologi ramah lingkungan.
Kolaborasi Berbasis Aksi
Pertemuan tersebut juga menjadi momentum penting dalam memperkuat sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan BUMN dalam agenda pembangunan berkelanjutan. Erick Thohir menekankan bahwa kolaborasi bukan sekadar retorika, tetapi harus diwujudkan dalam bentuk program nyata yang berdampak langsung kepada masyarakat.
Menurut Bey, Erick Thohir telah mengarahkan agar rencana ini segera dibahas lebih teknis dengan jajaran direksi BUMN. Dalam waktu dekat, akan digelar pertemuan lanjutan antara dinas terkait Pemprov Jabar dan pihak BUMN agar kerja sama ini dapat segera dieksekusi di lapangan.
"Kolaborasi ini tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi hijau dan lapangan kerja baru," kata Bey menegaskan.
Menjawab Tantangan Masa Depan
Langkah Gubernur Jawa Barat menemui Menteri Erick Thohir menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam merespons tantangan perubahan iklim dan pengelolaan sampah. Program yang tengah disiapkan bukan hanya menjawab kebutuhan jangka pendek, tetapi juga membentuk fondasi untuk pembangunan daerah yang berwawasan lingkungan dalam jangka panjang.
Selain itu, Erick Thohir yang dikenal sebagai tokoh reformasi BUMN terus mendorong agar perusahaan-perusahaan milik negara dapat menjadi agen perubahan dalam transisi menuju ekonomi hijau. Dengan memanfaatkan kekuatan investasi dan teknologi yang dimiliki BUMN, agenda lingkungan bisa disinergikan dengan pertumbuhan ekonomi secara seimbang.
Dalam konteks ini, pendekatan Jawa Barat yang progresif mendapat tempat di level nasional, sekaligus menjadi model yang bisa direplikasi oleh daerah lain di Indonesia.
Harapan untuk Implementasi Cepat
Bey berharap agar semua pihak yang terlibat bisa segera menyusun roadmap bersama agar implementasi program tidak terkendala prosedural. Ia juga mengapresiasi respons cepat dari Menteri Erick Thohir yang langsung menindaklanjuti gagasan ini melalui jalur resmi lintas BUMN.
Dengan kesiapan teknis dan dukungan politik yang kuat, sinergi antara Pemprov Jabar dan Kementerian BUMN dalam isu pengelolaan karbon dan sampah ini diharapkan bisa menjadi proyek percontohan nasional.