Kereta Api

Kompetensi Penjaga Perlintasan Kereta Api Meningkat Pesat

Kompetensi Penjaga Perlintasan Kereta Api Meningkat Pesat
Kompetensi Penjaga Perlintasan Kereta Api Meningkat Pesat

JAKARTA - Keamanan di perlintasan sebidang kereta api menjadi perhatian penting, terutama bagi petugas yang bertugas menjaga titik-titik kritis tersebut. Di Kabupaten Probolinggo, upaya peningkatan kualitas petugas Penjaga Jalan Lintasan (PJL) terus dilakukan melalui program pendidikan dan pelatihan (diklat) yang diselenggarakan oleh Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur.

Sebanyak sembilan petugas PJL dari Kabupaten Probolinggo mengikuti pelatihan intensif selama lima hari yang digelar di Politeknik Perkeretaapian Indonesia (PPI) Madiun. Kegiatan ini merupakan bagian dari program pembinaan kompetensi yang diadakan agar setiap petugas memiliki standar keahlian dan pemahaman yang seragam.

Pelatihan yang berlangsung selama lima hari tersebut bertujuan untuk membekali peserta dengan keterampilan teknis dan prosedur keselamatan yang wajib dikuasai oleh para penjaga perlintasan. Melalui pelatihan ini, para PJL diharapkan mampu menjalankan tugasnya secara profesional dan aman, sehingga dapat meminimalisir risiko kecelakaan yang kerap terjadi di beberapa perlintasan yang tidak dilengkapi dengan palang otomatis.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Probolinggo, Edy Suryanto, menegaskan bahwa pelatihan ini bersifat wajib dan krusial bagi para PJL. “Petugas PJL memiliki tanggung jawab langsung di titik-titik rawan, terutama perlintasan tanpa palang otomatis. Mereka harus menguasai aspek teknis maupun prosedur keselamatan untuk mengurangi potensi kecelakaan,” ujarnya.

Lebih jauh, pelatihan ini juga menjadi syarat penting untuk memperoleh sertifikat kecakapan kerja yang berfungsi sebagai bentuk standarisasi dan legalitas kompetensi petugas di lapangan. Edy mengungkapkan bahwa tanpa sertifikat, petugas tidak dapat menjalankan tugas mereka secara resmi. Sertifikasi ini merupakan pengakuan formal atas kemampuan dan kesiapan setiap PJL dalam melaksanakan tugas menjaga perlintasan agar berjalan lancar dan aman.

Pelaksanaan diklat melibatkan sebanyak 48 peserta dari berbagai kabupaten dan kota di Jawa Timur yang dibagi menjadi dua kelas. Kabupaten Probolinggo masuk dalam angkatan kelima yang mengikuti program pelatihan ini pada tahun berjalan. Edy juga menyampaikan masih terdapat beberapa PJL di wilayahnya yang belum mengikuti pelatihan serupa, sehingga pihaknya terus mendorong agar pelatihan lanjutan dapat diselenggarakan secara rutin.

“Masih ada kebutuhan untuk melatih PJL lainnya. Kami mendorong agar pelatihan lanjutan bisa terus digelar supaya standar keselamatan di perlintasan semakin terjaga,” kata Edy.

Fakta menunjukkan bahwa perlintasan kereta api sebidang masih menjadi salah satu titik rawan kecelakaan lalu lintas di berbagai daerah di Indonesia. Faktor utama yang menjadi penyebab adalah kurangnya edukasi bagi pengguna jalan dan minimnya penjagaan di lokasi-lokasi yang belum dilengkapi dengan fasilitas pengaman seperti palang pintu otomatis. Kondisi ini menjadi perhatian serius mengingat potensi kecelakaan bukan hanya membahayakan pengendara, tetapi juga berdampak pada operasional kereta api.

Maka dari itu, peran PJL sangat penting untuk menjaga keselamatan bersama dengan memberikan pengawasan pada perlintasan sekaligus mengingatkan masyarakat agar selalu waspada dan taat pada aturan berlalu lintas di area kereta api. Dengan kompetensi yang terus dikembangkan melalui pelatihan semacam ini, diharapkan tingkat kecelakaan di perlintasan kereta api dapat berkurang secara signifikan.

Pelatihan yang diberikan selama lima hari ini mencakup berbagai materi teknis dan prosedur kerja, termasuk pengenalan alat pengaman perlintasan, cara berkomunikasi yang efektif, serta tindakan pengamanan darurat yang harus dilakukan saat menghadapi situasi tak terduga. Pembelajaran diberikan secara teoritis dan praktik langsung agar peserta dapat memahami betul fungsi dan tanggung jawab yang mereka emban.

Peningkatan kompetensi para penjaga perlintasan kereta api menjadi bagian dari upaya pemerintah dan pihak terkait untuk menghadirkan layanan transportasi yang aman dan nyaman bagi masyarakat. Dengan begitu, mobilitas penduduk dan distribusi barang tetap terjaga tanpa mengorbankan keselamatan.

Kegiatan pelatihan ini juga menjadi bukti komitmen Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur untuk memperbaiki standar pemeriksaan dan pengawasan di lokasi perlintasan kereta api. Melalui kerjasama dengan Politeknik Perkeretaapian Indonesia, program ini diharapkan dapat terus berkembang dan diaplikasikan ke seluruh penjuru wilayah sehingga keamanan transportasi kereta api semakin terjamin.

Keberhasilan program ini tentu tidak hanya bergantung pada kualitas pelatihan, tetapi juga pada sikap disiplin dan kesungguhan para petugas yang bertugas di lapangan. Oleh karenanya, upaya peningkatan kompetensi harus berjalan beriringan dengan pengawasan dan evaluasi berkelanjutan agar hasil pelatihan benar-benar berdampak positif.

Dengan demikian, langkah-langkah positif dalam meningkatkan profesionalisme penjaga perlintasan kereta api merupakan investasi penting demi terciptanya transportasi yang aman bagi semua pihak. Upaya ini menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengikuti jejak serupa dalam menjaga keselamatan di moda transportasi kereta api.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index