Sembako

Sembako untuk Petani Rumput Laut

Sembako untuk Petani Rumput Laut
Sembako untuk Petani Rumput Laut

JAKARTA - Di pesisir Desa Mattiromtong, Kecamatan Mattiro Sompe, Kabupaten Pinrang, semangat para petani rumput laut kembali tumbuh seiring dengan hadirnya bantuan berupa paket sembako. Para petani yang telah lama menggantungkan hidup dari budidaya rumput laut kini memperoleh perhatian nyata melalui program distribusi bantuan sembako yang menyasar kelompok masyarakat pesisir, khususnya di wilayah Mattoanging.

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan dan petani rumput laut yang terdampak berbagai tantangan ekonomi. Bantuan disalurkan oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Parepare melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Aksi sosial ini pun menjadi momentum kolaborasi antara lembaga pemerintah dengan masyarakat maritim.

Sebanyak 200 paket sembako dibagikan langsung kepada para petani rumput laut di Mattoanging. Penyerahan bantuan dilakukan secara simbolis dan merata kepada warga yang telah terdata sebagai penerima. Sembako yang dibagikan terdiri dari kebutuhan pokok seperti beras, gula, minyak goreng, dan bahan pangan lainnya yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

"Kami sangat bersyukur atas perhatian dan bantuan dari KSOP Parepare. Bantuan ini sangat membantu kami dalam memenuhi kebutuhan keluarga, terutama saat musim sulit," ujar salah seorang petani rumput laut yang menjadi penerima bantuan.

Bantuan tersebut bukan hanya menjadi bentuk dukungan atas keberlangsungan usaha budidaya rumput laut, tetapi juga memperkuat solidaritas sosial antara pemangku kepentingan maritim dengan masyarakat pesisir. KSOP Parepare menunjukkan komitmen dalam mendukung kesejahteraan masyarakat yang hidup berdampingan langsung dengan aktivitas kelautan.

Kepala KSOP Kelas II Parepare, Capt. Wahid Hasyim, menjelaskan bahwa bantuan ini merupakan bagian dari program sosial yang rutin dilaksanakan untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dan memastikan keberadaan institusi pelabuhan turut membawa dampak nyata di tengah warga pesisir.

“Program TJSL ini tidak hanya berfokus pada infrastruktur dan pelayanan, tetapi juga menyentuh langsung kebutuhan masyarakat sekitar pelabuhan, khususnya mereka yang berperan penting dalam rantai ekonomi kelautan seperti petani rumput laut,” ujar Capt. Wahid.

Menurutnya, para petani rumput laut merupakan kelompok masyarakat yang memiliki kontribusi besar dalam ekonomi maritim. Oleh karena itu, pemberian bantuan sembako ini diharapkan dapat menjadi penyemangat sekaligus bentuk penghargaan atas peran mereka dalam menjaga keberlanjutan sumber daya laut.

Program ini juga sejalan dengan arahan Kementerian Perhubungan agar seluruh unit pelaksana teknis (UPT) di wilayah kerja KSOP turut aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Di banyak titik pesisir, program serupa telah dilaksanakan dengan melibatkan tokoh masyarakat lokal dan aparat desa guna memastikan penyaluran yang tepat sasaran.

Di Mattoanging sendiri, kehidupan masyarakat sangat bergantung pada hasil laut, terutama rumput laut yang menjadi komoditas utama. Dalam beberapa tahun terakhir, cuaca yang tidak menentu dan fluktuasi harga jual sering menjadi tantangan bagi para petani. Oleh sebab itu, perhatian dari lembaga seperti KSOP menjadi bentuk dukungan yang sangat dihargai.

"Program seperti ini sangat berarti karena langsung menyentuh kebutuhan masyarakat. Kami berharap ini bisa terus dilanjutkan dan bahkan diperluas cakupannya," kata salah seorang tokoh masyarakat Mattoanging yang turut hadir dalam kegiatan tersebut.

Tak hanya menyalurkan bantuan, dalam kesempatan yang sama KSOP Parepare juga melakukan pendekatan edukatif mengenai pentingnya menjaga lingkungan pesisir. Masyarakat diajak untuk terus menjaga kebersihan pantai, mengurangi penggunaan plastik, serta menerapkan sistem budidaya yang ramah lingkungan.

Pendekatan ini dinilai penting agar sektor kelautan bisa terus memberikan hasil secara berkelanjutan, tanpa merusak ekosistem yang menjadi sumber utama kehidupan mereka.

Langkah-langkah seperti ini menjadi contoh baik dari sinergi antara pelayanan publik dan peran sosial institusi pemerintah di sektor pelabuhan. Dengan membangun relasi yang erat dengan masyarakat sekitar, institusi seperti KSOP bukan hanya menjalankan fungsi administratif tetapi juga berkontribusi aktif dalam pembangunan sosial.

Capt. Wahid menegaskan bahwa program ini akan terus berlanjut dan akan menyasar daerah-daerah lain yang juga membutuhkan perhatian, khususnya komunitas pesisir yang hidup dari sektor kelautan. "Kami ingin terus hadir dan memberikan kontribusi langsung, bukan hanya sebagai pengelola pelabuhan, tetapi juga sebagai bagian dari masyarakat maritim," tegasnya.

Ke depan, KSOP Parepare berencana menambah berbagai bentuk bantuan lainnya yang lebih beragam, termasuk pelatihan untuk petani rumput laut, peningkatan akses pasar, hingga dukungan alat budidaya yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Langkah ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat pesisir serta menjaga semangat gotong royong yang menjadi kekuatan utama dalam menghadapi tantangan bersama. Di tengah semangat inilah, bantuan sembako bukan sekadar pemberian, tetapi juga simbol penguatan hubungan antara pemerintah dan rakyatnya yang hidup dari laut.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index