Penerbangan

Penerbangan Internasional Dongkrak Ekspor Sumsel

Penerbangan Internasional Dongkrak Ekspor Sumsel
Penerbangan Internasional Dongkrak Ekspor Sumsel

JAKARTA - Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II) Palembang kembali membuka jalur penerbangan internasional, menjadi momentum positif bagi kebangkitan konektivitas global di Sumatera Selatan. Pengaktifan kembali rute dari dan ke luar negeri ini tidak hanya memperluas akses masyarakat, tetapi juga memperkuat potensi ekspor dan perdagangan komoditas lokal.

Kembalinya aktivitas penerbangan internasional di bandara ini ditandai dengan mendaratnya pesawat dari Kuala Lumpur, Malaysia, sebagai penerbangan perdana. Momentum ini menjadi simbol pemulihan konektivitas Sumatera Selatan ke kancah global setelah sebelumnya status internasional sempat dicabut berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan (KM) No. 31 Tahun 2024. Kini, melalui KM No. 26 Tahun 2025, status tersebut resmi dipulihkan, membuka kembali pintu lebar bagi lintas batas negara.

Tak hanya menjadi pintu keluar-masuk penumpang, Bandara SMB II juga menjadi gerbang penting bagi arus komoditas pertanian, perikanan, dan produk ekspor lainnya. Untuk itulah, Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Karantina) Sumatera Selatan memperketat pengawasan terhadap lalu lintas komoditas demi memastikan semua produk yang dibawa dari dan ke luar negeri dalam kondisi aman dan sehat.

Kepala Karantina Sumsel, Sri Endah Ekandari, menegaskan bahwa tanggung jawab Karantina dalam menjaga kesehatan sumber daya hayati nasional menjadi semakin penting seiring dengan terbukanya konektivitas internasional.

“Bandara adalah tempat masuknya orang dan juga komoditas yang dibawanya. Di balik beroperasi kembali penerbangan internasional, Karantina hadir memastikan lalu lintas komoditas sehat dan aman. Ini bukan sekadar tugas, tapi komitmen Karantina Sumsel menjaga kesehatan komoditas untuk masyarakat, lingkungan, dan sektor pertanian kita,” kata Sri Endah dalam pernyataan resmi dari Palembang.

Untuk mendukung kesiapan tersebut, Karantina Sumsel telah menjalin koordinasi erat dengan Avian Security (Avsec) Bandara SMB II. Langkah ini ditempuh melalui pelaksanaan lokakarya bersama yang membahas tentang pentingnya pengawasan komoditas dan pemahaman terhadap regulasi karantina.

Menurut data yang dihimpun, beberapa komoditas yang sebelumnya keluar masuk melalui Bandara SMB II antara lain ikan betutu, sarang burung walet, dan beras—komoditas yang cukup potensial dalam perdagangan luar negeri, khususnya ke Malaysia. Dengan kembalinya jalur penerbangan internasional, maka lalu lintas komoditas ini pun diharapkan kembali meningkat secara signifikan.

Kepala Biro Hukum dan Humas Badan Karantina Indonesia, Hudiansyah Is Nursal, yang turut hadir dalam seremoni pendaratan perdana, menegaskan bahwa keterbukaan global perlu dibarengi dengan kewaspadaan tinggi terhadap ancaman biologis.

“Konektivitas internasional membuka peluang, tetapi juga membawa risiko. Karantina hadir untuk memastikan semua potensi ancaman hama, penyakit, dan gangguan keamanan hayati dapat dicegah sejak di tempat pemasukan. Ini adalah komitmen Badan Karantina Indonesia untuk bangsa,” tegas Hudiansyah.

Dalam pelaksanaannya, Barantin terus memperkuat kolaborasi dengan pihak-pihak terkait, seperti Bea Cukai dan Imigrasi. Sinergi antarinstansi ini bertujuan untuk menjamin bahwa seluruh komoditas yang melalui Bandara SMB II telah melalui pemeriksaan yang ketat, bebas dari hama maupun penyakit yang dapat merugikan sektor pertanian dan perikanan nasional.

Acara pembukaan kembali jalur internasional ini juga mendapat perhatian besar dari berbagai pihak. Turut hadir dalam seremoni tersebut Wakil Gubernur Sumatera Selatan Cik Ujang, Konsul Jenderal Malaysia di Medan Syahril Nizam bin Abdul Malek, General Manager Angkasa Pura Bandara SMB II Palembang R. Iwan Winaya Mahdar, serta pimpinan dari sejumlah instansi teknis lainnya.

Kehadiran para pemangku kepentingan ini menandakan dukungan penuh terhadap pemulihan jalur internasional. Lebih dari sekadar aktivitas transportasi, penerbangan internasional diyakini menjadi kunci dalam memperkuat perekonomian daerah melalui peningkatan perdagangan, pariwisata, serta ekspor produk lokal.

Langkah yang dilakukan Karantina Sumsel dalam memastikan biosekuriti nasional juga menjadi bentuk komitmen bersama dalam menjaga kelestarian alam dan perlindungan sumber daya hayati. Penerapan regulasi karantina tidak semata-mata soal pengawasan, melainkan juga upaya nyata menjaga daya saing komoditas Indonesia di pasar global.

Dengan dibukanya kembali penerbangan internasional, Sumatera Selatan kini berada di jalur strategis yang siap menyambut peluang investasi dan ekspor dengan pengawasan ketat yang sejalan dengan standar nasional dan internasional.

Karantina Sumsel menyatakan kesiapan penuh dalam mengawal lalu lintas internasional ini agar tetap berada dalam koridor yang aman dan sehat. Dengan mengedepankan sinergi dan pengawasan menyeluruh, SMB II tidak hanya menjadi simbol kebangkitan penerbangan internasional, tetapi juga wajah baru Sumatera Selatan dalam menjawab tantangan dan peluang global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index