Infrastruktur

Infrastruktur Makin Dekat dengan Kebutuhan Warga

Infrastruktur Makin Dekat dengan Kebutuhan Warga
Infrastruktur Makin Dekat dengan Kebutuhan Warga

JAKARTA - Keseriusan pasangan Shalahuddin-Felix (S1F) dalam membangun daerah semakin terlihat nyata ketika mereka mendatangi warga di Kelurahan Lanjas, Kecamatan Teweh Tengah. Tanpa sekadar berorasi, keduanya memilih mendengar langsung suara masyarakat yang selama ini merasa jauh dari perhatian pemerintah, terutama soal pelayanan publik dan infrastruktur dasar.

Kedatangan mereka disambut hangat oleh warga RT 4, yang secara terbuka menyampaikan keluhan seputar persoalan sehari-hari yang belum juga tuntas. Mulai dari permasalahan birokrasi, ketersediaan air bersih, distribusi gas LPG subsidi, hingga minimnya sarana pemadam kebakaran menjadi pokok bahasan utama.

“Kami ingin ada kemudahan bertemu bupati tanpa birokrasi rumit, terutama untuk urusan mendesak seperti kelangkaan sembako atau perbaikan infrastruktur,” ungkap Ardiansyah.

Warga seperti Ardiansyah tidak menuntut sesuatu yang muluk-muluk. Mereka hanya ingin hak-hak dasar sebagai masyarakat bisa diakses dengan mudah. Keluhan ini pun langsung direspons oleh Shalahuddin yang menegaskan bahwa kepemimpinan harus hadir di tengah rakyat, bukan berjarak dengan formalitas.

Shalahuddin menyampaikan bahwa akses langsung antara pemimpin daerah dan masyarakat adalah sebuah keharusan, bukan kemewahan. Ia mengusulkan adanya sistem koordinasi yang lebih tanggap dan sederhana agar keluhan masyarakat dapat langsung dijawab dengan solusi, bukan hanya janji.

Salah satu isu yang menjadi perhatian besar adalah keterbatasan fasilitas pemadam kebakaran. Warga menyoroti sulitnya mobilisasi kendaraan pemadam api akibat akses jalan dan minimnya titik air.

“Kami butuh perhatian serius, terutama terkait penanganan darurat kebakaran,” ujar warga lainnya yang mengaku khawatir dengan kondisi di lingkungan mereka.

Menanggapi hal ini, Shalahuddin menyampaikan rencana konkret untuk memperbaiki kondisi tersebut. Ia mengatakan akan memperkuat sinergi dengan dinas terkait untuk mempercepat pengadaan fasilitas seperti pompa air, hidran, serta tandon air darurat di wilayah rawan.

“Kami akan prioritaskan penyediaan infrastruktur pendukung keselamatan warga dan membangun tandon air darurat,” ujarnya tegas.

Tak hanya itu, Shalahuddin juga menyentuh isu distribusi gas LPG 3 kg yang kerap langka di kalangan rumah tangga kecil. Ia mengakui bahwa ini merupakan masalah nasional, namun hal itu bukan alasan untuk tidak bertindak di tingkat lokal.

Menurutnya, distribusi harus ditata ulang agar merata dan tepat sasaran. Kolaborasi dengan distributor dan pengawas pasar juga akan diperkuat agar penyaluran subsidi bisa menjangkau warga yang benar-benar membutuhkan.

“Kami paham ini masalah vital, jadi akan kami atur secara sistematis,” tambahnya.

Felix, yang mendampingi Shalahuddin dalam dialog itu, menekankan pentingnya menjadikan masyarakat sebagai mitra dalam membangun daerah. Menurutnya, keberhasilan pembangunan tidak hanya diukur dari pembangunan fisik semata, tetapi juga dari partisipasi aktif warga dalam proses pengambilan keputusan.

Pasangan S1F diketahui memang mengusung misi utama untuk memperbaiki layanan publik dan mempercepat pembangunan infrastruktur secara merata. Komitmen ini menjadi sorotan utama dalam setiap pertemuan mereka dengan masyarakat.

Program-program seperti peningkatan akses layanan dasar, penambahan sarana publik, dan pembenahan distribusi bantuan sosial menjadi prioritas yang terus mereka gaungkan. Terlebih, pemerataan pembangunan antarwilayah menjadi visi besar yang ingin mereka realisasikan, agar tidak ada lagi daerah yang tertinggal karena hambatan infrastruktur.

Bukan hanya di wilayah perkotaan, komitmen ini juga menyasar desa-desa yang selama ini masih mengalami keterbatasan. Salah satu pendekatan yang diusung adalah pembangunan berbasis kebutuhan riil masyarakat. Bukan sekadar proyek besar, melainkan intervensi yang benar-benar menjawab kebutuhan warga sehari-hari.

Dalam kesempatan itu, Shalahuddin juga menegaskan pentingnya kehadiran pemerintah dalam situasi darurat. Ia melihat, kesiapsiagaan daerah dalam menghadapi bencana atau kejadian mendesak seperti kebakaran atau kelangkaan logistik sangat perlu ditingkatkan.

Ia pun menambahkan bahwa seluruh program yang akan dijalankan nanti harus berbasis pada aspirasi dan hasil dialog langsung seperti ini. Karena itu, kunjungan ke masyarakat bukan hanya bagian dari kampanye, melainkan bentuk tanggung jawab untuk menyerap aspirasi rakyat secara langsung.

Felix juga menggarisbawahi pentingnya membangun kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah daerah. Menurutnya, partisipasi warga akan tumbuh bila mereka merasa didengarkan dan dilibatkan sejak awal.

“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Kami ingin masyarakat menjadi mitra utama kami,” tuturnya.

Dengan pendekatan humanis dan program-program berbasis kebutuhan warga, pasangan S1F tampaknya tidak sekadar menawarkan wacana pembangunan. Mereka menunjukkan niat kuat untuk membenahi sistem dari akar, agar pembangunan tidak hanya terlihat dari permukaan, tetapi juga terasa langsung oleh warga.

Fokus pada perbaikan infrastruktur, pemerataan layanan publik, dan distribusi bantuan sosial menjadi pilar utama gerakan mereka. Melalui dialog langsung seperti di Lanjas, harapan masyarakat pun tumbuh, bahwa perubahan yang mereka dambakan bukanlah mimpi, melainkan sesuatu yang bisa diwujudkan bersama.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index