Penyeberangan

Penyeberangan Bintan Batam Butuh Armada Baru

Penyeberangan Bintan Batam Butuh Armada Baru
Penyeberangan Bintan Batam Butuh Armada Baru

JAKARTA - Kebutuhan akan layanan transportasi laut yang andal dan memadai kian terasa di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), terutama pada jalur strategis penyeberangan RoRo antara Tanjunguban, Bintan dan Telaga Punggur, Batam. Dalam momentum libur sekolah baru-baru ini, tingginya arus mobilitas masyarakat kembali membuka sorotan atas pentingnya peningkatan kapasitas armada kapal di rute tersebut.

Anggota DPRD Provinsi Kepri, Rudi Chua, mengangkat isu ini sebagai bagian dari perhatian serius terhadap pelayanan publik, terutama transportasi laut antarpulau yang menjadi urat nadi utama kehidupan masyarakat di wilayah kepulauan.

“Selama libur kemarin, saya hanya melihat ada dua kapal saja yang beroperasi, dengan total enam trip per hari,” ujarnya.

Menurutnya, dengan hanya dua kapal yang aktif dan enam kali perjalanan setiap harinya, kapasitas tersebut jelas tidak mencukupi untuk melayani lonjakan jumlah penumpang dan kendaraan saat musim liburan. Rudi menilai, kondisi ini menyebabkan waktu tunggu yang panjang dan berdampak langsung pada kenyamanan masyarakat.

Di samping itu, keterbatasan armada yang tersedia juga turut mendorong munculnya antrean panjang. Masyarakat yang ingin bepergian antar pulau pun terpaksa menunggu lebih lama, bahkan ada yang harus mengubah jadwal perjalanan karena tidak mendapatkan tempat di kapal.

Rudi mengungkapkan bahwa dirinya telah menyampaikan hal ini secara resmi kepada Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kementerian Perhubungan (Kemenhub), yang merupakan otoritas pengelola transportasi darat dan penyeberangan di wilayah tersebut.

Sebelumnya, BPTD telah menyampaikan rencana untuk menambah armada kapal sebagai upaya menghadapi lonjakan penumpang di masa liburan. Namun, hingga masa libur sekolah berakhir, rencana tersebut belum menunjukkan hasil konkret.

“Masalah ini juga sudah saya laporkan ke Gubernur Kepri dan telah ditindaklanjuti ke Kementerian Perhubungan melalui BPTD. Tapi sampai sekarang belum ada hasilnya,” beber politisi Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) tersebut.

Lebih lanjut, Rudi menyoroti sistem pemesanan tiket secara online yang belum berjalan maksimal. Kelemahan dalam sistem digital tersebut, menurutnya, membuka celah bagi pihak-pihak tidak bertanggung jawab untuk melakukan praktik percaloan. Ini tentu merugikan masyarakat yang benar-benar membutuhkan akses penyeberangan secara sah dan teratur.

“Sistem pemesanan tiket secara online yang belum maksimal juga membuka celah praktik percaloan, jelas ini sangat merugikan masyarakat yang ingin menyeberang,” imbuhnya.

Pentingnya menjadikan Kepri sebagai prioritas dalam distribusi armada kapal juga menjadi sorotan. Rudi menegaskan bahwa karakteristik geografis Kepri yang berupa wilayah kepulauan menjadikan transportasi laut bukan sekadar pelengkap, melainkan kebutuhan pokok masyarakat. Oleh karena itu, perhatian lebih terhadap ketersediaan layanan kapal penyeberangan merupakan hal yang mendesak.

“Ke depan, perlu ada evaluasi menyeluruh terhadap manajemen armada RoRo, terutama dalam menghadapi momen padat seperti libur panjang. Kasihan masyarakat kita kalau terus-terusan kesulitan,” pungkasnya.

Dari sudut pandang pelayanan publik, peningkatan kualitas dan kuantitas armada kapal RoRo sangat krusial dalam mendukung aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat Kepri. Tanpa dukungan armada yang memadai, mobilitas antarpulau akan terhambat dan dapat menurunkan efisiensi berbagai sektor, mulai dari perdagangan, pariwisata, hingga pendidikan.

Momentum libur panjang anak sekolah telah menjadi cermin akan pentingnya perencanaan transportasi yang adaptif terhadap kebutuhan musiman. Dalam hal ini, sinergi antara pemerintah pusat, daerah, serta pengelola transportasi perlu diperkuat agar setiap evaluasi yang muncul dapat segera direspons secara terukur dan efektif.

Langkah-langkah antisipatif seperti penambahan armada sementara, penguatan sistem tiket digital, hingga sosialisasi aturan pemesanan kepada masyarakat, dapat menjadi solusi jangka pendek yang patut dipertimbangkan.

Sementara untuk jangka panjang, penguatan regulasi, optimalisasi jadwal operasional, serta pembangunan dermaga tambahan bisa menjadi strategi lanjutan yang mendukung keberlangsungan layanan penyeberangan yang lebih baik di masa mendatang.

Sebagai bagian dari wilayah yang strategis dan dinamis, Kepri memerlukan dukungan transportasi laut yang kuat, bukan hanya untuk menjawab kebutuhan harian, tetapi juga dalam mendukung pertumbuhan wilayah secara menyeluruh. Armada RoRo, sebagai tulang punggung penyeberangan, memiliki peran vital yang tidak boleh diabaikan dalam pembangunan berkelanjutan daerah kepulauan.

Dengan adanya perhatian berkelanjutan dari para pemangku kepentingan, termasuk DPRD, Gubernur, serta instansi terkait seperti BPTD dan Kemenhub, diharapkan pelayanan penyeberangan Bintan-Batam ke depan akan semakin prima dan mampu menjawab harapan masyarakat luas.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index