Kendaraan

Kendaraan Balap Perlu Regulasi Impor Permanen

Kendaraan Balap Perlu Regulasi Impor Permanen
Kendaraan Balap Perlu Regulasi Impor Permanen

JAKARTA - Upaya memperkuat ekosistem olahraga otomotif nasional semakin mendapat perhatian. Ikatan Motor Indonesia (IMI) mengambil langkah konkret dengan mendorong pemerintah agar mengatur secara permanen kebijakan impor kendaraan dan suku cadang khusus untuk kegiatan balap. Langkah ini dianggap penting untuk mendukung pertumbuhan industri balap Tanah Air yang semakin menggeliat.

Dorongan tersebut mencerminkan tekad IMI dalam menciptakan iklim kompetisi yang sehat, profesional, dan berkelanjutan. Dengan regulasi impor permanen, diharapkan pelaku balap dapat lebih mudah mendapatkan kendaraan serta sparepart berkualitas tanpa terkendala prosedur yang rumit.

Ketua Umum IMI, Bambang Soesatyo, menilai bahwa regulasi yang permanen akan mendorong percepatan pembangunan olahraga otomotif, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam kancah internasional. “IMI mendorong agar regulasi impor kendaraan dan sparepart untuk kepentingan balap bisa dibuat permanen. Tidak perlu mengubah aturan di Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan. Cukup ditambahkan pengecualian untuk kendaraan dan sparepart balap sebagaimana yang selama ini dilakukan, tetapi bersifat permanen,” ujar Bambang.

Menurutnya, aturan yang konsisten dan tidak berubah-ubah sangat dibutuhkan agar seluruh stakeholder otomotif dapat merancang strategi jangka panjang dengan lebih pasti. Kegiatan balap tidak hanya menyangkut aspek olahraga, tetapi juga turut mendorong pertumbuhan sektor industri kreatif, pariwisata, hingga UMKM yang terkait.

Dalam momen tersebut, IMI bersama Customs Clearance Indonesia menyelenggarakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Kemudahan Impor Kendaraan dan Sparepart untuk Kepentingan Balap” yang berlangsung di Jakarta. Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari berbagai kementerian, termasuk Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Perdagangan.

Melalui diskusi tersebut, berbagai tantangan yang selama ini dihadapi oleh pelaku olahraga balap dalam mengakses kendaraan dan komponen impor coba diidentifikasi dan dicarikan solusinya bersama. IMI menilai, jika prosedur impor dapat dipermudah secara permanen, maka kompetisi balap di Indonesia bisa lebih berkembang.

Salah satu kendala yang dihadapi adalah belum adanya kepastian regulasi yang secara khusus mengatur impor kendaraan dan sparepart balap. Hal ini menyebabkan pelaku balap sering kali harus menghadapi proses perizinan yang memakan waktu dan biaya.

FGD yang digelar juga menjadi wadah pertukaran pikiran antara regulator dan komunitas balap. IMI berharap kegiatan ini akan menjadi langkah awal menuju regulasi yang lebih adaptif dan mendukung kemajuan olahraga otomotif.

Selain itu, IMI juga menekankan bahwa kendaraan dan suku cadang yang digunakan dalam balapan bersifat khusus dan tidak untuk dikomersialkan secara umum. Oleh sebab itu, regulasi yang dibuat seharusnya memberikan pengecualian atas dasar penggunaan untuk kegiatan olahraga. “Selama ini, kendaraan dan suku cadang balap tidak digunakan untuk lalu lintas umum. Semuanya digunakan di lintasan balap. Maka, sudah sepatutnya mendapatkan perlakuan khusus dalam kebijakan impor,” tambah Bambang Soesatyo.

Dorongan regulasi ini tidak hanya berdampak pada sisi atlet atau pembalap, tetapi juga menyentuh sektor industri pendukung seperti bengkel modifikasi, penyedia suku cadang, hingga sekolah balap. Semuanya memerlukan akses terhadap produk impor yang berkualitas demi mendukung performa dan keselamatan dalam kompetisi.

Ke depan, IMI juga berkomitmen untuk terus menjembatani komunikasi antara komunitas otomotif dan pemerintah. Hal ini dilakukan agar berbagai kebijakan yang dikeluarkan dapat selaras dengan kebutuhan dan dinamika dunia balap yang terus berkembang.

Tidak hanya dari sisi regulasi impor, IMI pun mendorong pembangunan infrastruktur sirkuit balap yang memenuhi standar internasional. Dengan begitu, Indonesia dapat menjadi tuan rumah berbagai ajang balap dunia yang akan memberikan dampak ekonomi dan promosi yang besar bagi negara.

Dalam kesempatan itu, IMI juga menegaskan pentingnya kerja sama lintas sektor untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat olahraga otomotif di kawasan Asia Tenggara. Selain mempermudah akses logistik kendaraan balap, kerja sama ini diharapkan mampu membuka peluang investasi di sektor terkait. “Olahraga otomotif merupakan industri besar yang menyerap tenaga kerja, menggerakkan pariwisata, serta mendorong inovasi teknologi otomotif. Indonesia memiliki potensi besar dan harus didukung oleh regulasi yang berpihak pada pertumbuhan,” ujar Bambang.

Dengan adanya regulasi impor permanen, pelaku industri balap tidak perlu lagi khawatir dengan ketidakpastian perizinan saat ingin mendatangkan kendaraan atau komponen dari luar negeri. Hal ini sekaligus menjadi sinyal positif bagi dunia otomotif bahwa Indonesia siap menjadi pemain utama dalam industri balap global.

IMI meyakini bahwa kemudahan dalam hal regulasi bukan hanya akan mendukung prestasi atlet nasional, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Komitmen ini menjadi bagian dari visi besar IMI untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu kekuatan utama dalam olahraga otomotif dunia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index