JAKARTA - Liburan di tengah cuaca panas ekstrem memang menantang. Namun, banyak yang tak sadar bahwa tubuh bisa dengan cepat kehilangan cairan ketika suhu meningkat drastis. Karena itu, menjaga asupan air putih menjadi hal paling penting agar tetap bugar saat bepergian di bawah teriknya matahari.
Beberapa wilayah Indonesia saat ini tengah dilanda suhu tinggi. Di Bali dan Nusa Tenggara misalnya, suhu udara tercatat bisa menembus 35 derajat Celsius. Kondisi ini tentu membuat traveler yang tengah menjelajah alam terbuka harus lebih waspada terhadap risiko dehidrasi.
Cuaca Panas Ekstrem, Traveler Harus Siaga
Kepala Stasiun Meteorologi Komodo, Maria Seran, mengingatkan wisatawan yang berkunjung ke Pulau Komodo agar memperhatikan asupan cairan tubuh selama beraktivitas di bawah sinar matahari.
Menurutnya, cuaca panas ekstrem yang melanda wilayah itu dapat berdampak serius bagi kesehatan jika tidak diantisipasi. “Pastikan ketercukupan cairan tubuh dengan cukup minum air putih,” ujar Maria.
Pulau Komodo memang menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan domestik maupun mancanegara. Namun, suhu udara yang tinggi dan paparan sinar matahari langsung dapat menyebabkan tubuh cepat kehilangan cairan.
Karenanya, membawa air minum sendiri dan rutin mengonsumsinya menjadi langkah pencegahan paling sederhana namun efektif.
Anjuran Medis: Minimal 2 Liter Air per Hari
Para ahli kesehatan pun menegaskan pentingnya menjaga hidrasi tubuh, terutama saat bepergian di cuaca panas. Berdasarkan anjuran dokter, seseorang disarankan untuk minum setidaknya 2 liter air per hari, atau setara dengan delapan gelas.
Jika aktivitas di luar ruangan meningkat, jumlah itu perlu ditambah. Suhu yang tinggi menyebabkan tubuh berkeringat lebih banyak, sehingga cairan yang keluar harus digantikan dengan cepat.
Kekurangan cairan bukan hanya membuat tubuh lemas, tetapi juga bisa menurunkan konsentrasi, menyebabkan pusing, bahkan meningkatkan risiko heat exhaustion.
Pakar UI: Tambah Asupan Air dan Buah Segar
Pakar dari Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Dr. Hanny Nilasari, menekankan bahwa hidrasi tubuh tidak boleh diabaikan saat cuaca panas. Ia menyebutkan, kebutuhan air tubuh yang minimal dua liter sehari harus tetap dipenuhi terlebih dahulu.
“Jaga konsumsi air, artinya kita harus paham bahwa kebutuhan air kita minimal dua liter sehari, itu harus dipenuhi dulu. Kalau kita agak sering berkeringat, tentunya konsumsi airnya harus ditambah,” ujar Hanny, dikutip dari Antara.
Selain air putih, Hanny juga menyarankan agar masyarakat mengonsumsi buah-buahan yang tinggi kadar air, seperti semangka, melon, jeruk, dan pepaya.
Buah tersebut tidak hanya membantu memenuhi kebutuhan cairan, tetapi juga menjaga kesehatan kulit agar tetap lembap di tengah suhu udara yang menyengat.
Dampak Dehidrasi bagi Traveler
Dehidrasi sering kali dianggap sepele, padahal efeknya bisa berbahaya, terutama bagi mereka yang aktif beraktivitas di luar ruangan. Saat tubuh kekurangan cairan, fungsi organ dan metabolisme akan terganggu.
Gejala awal biasanya berupa rasa haus, lemas, dan pusing, namun dalam kondisi berat bisa menyebabkan penurunan kesadaran.
Bagi traveler, dehidrasi dapat mengganggu kenyamanan selama perjalanan. Tubuh yang tidak terhidrasi dengan baik cenderung cepat lelah, sulit fokus, dan lebih rentan terhadap sengatan panas (heat stroke).
Oleh karena itu, penting untuk selalu membawa botol air isi ulang, menghindari paparan sinar matahari secara langsung dalam waktu lama, serta mengenakan pakaian yang ringan dan longgar agar tubuh bisa beradaptasi dengan suhu tinggi.
Langkah Sederhana Cegah Dehidrasi Saat Traveling
Agar liburan tetap aman dan menyenangkan di tengah cuaca panas ekstrem, traveler bisa menerapkan beberapa langkah berikut:
Minum air secara berkala, jangan menunggu haus. Tubuh sering kali sudah kehilangan cairan sebelum terasa haus.
Bawa botol air sendiri untuk memastikan ketersediaan cairan selama perjalanan.
Hindari minuman berkafein dan beralkohol, karena dapat mempercepat pengeluaran cairan tubuh.
Konsumsi buah segar yang tinggi kadar air sebagai camilan sehat.
Gunakan topi atau payung saat berjalan di bawah terik matahari.
Istirahat secara berkala di tempat teduh untuk menurunkan suhu tubuh.
Cuaca Panas Bukan Penghalang untuk Liburan
Meski cuaca panas terasa menyengat, bukan berarti aktivitas traveling harus tertunda. Dengan menjaga hidrasi dan mengikuti anjuran medis, liburan di tengah suhu tinggi tetap bisa dinikmati dengan nyaman dan aman.
Cuaca panas justru bisa menjadi momen menarik bagi traveler untuk mengeksplor destinasi yang penuh cahaya matahari, seperti pantai, taman nasional, atau spot snorkeling. Asalkan disiplin menjaga cairan tubuh, tubuh akan tetap segar, dan perjalanan akan berjalan lancar tanpa gangguan kesehatan.
Cuaca ekstrem memang menjadi tantangan tersendiri bagi para pelancong, tetapi persiapan sederhana seperti minum cukup air bisa menjadi langkah besar dalam menjaga keselamatan.
Sebab, sebagaimana ditegaskan para ahli, hidrasi bukan sekadar kebiasaan, melainkan kunci utama agar tetap sehat selama berpetualang di bawah panasnya matahari tropis.