Pariwisata

Malaysia Mantapkan Diri Jadi Pusat Pariwisata Medis Global

Malaysia Mantapkan Diri Jadi Pusat Pariwisata Medis Global
Malaysia Mantapkan Diri Jadi Pusat Pariwisata Medis Global

JAKARTA - Malaysia semakin menegaskan posisinya sebagai pemimpin pariwisata medis di Asia Tenggara. 

Setelah berhasil mendominasi pasar regional, negeri jiran itu kini memperluas target ke kawasan Timur Tengah, dengan strategi yang menggabungkan layanan kesehatan berkualitas, pengalaman wisata premium, dan keramahan khas Asia.

Laporan terbaru dari BMI, lembaga di bawah Fitch Solutions, mengungkapkan bahwa industri pariwisata medis Malaysia diperkirakan akan terus tumbuh pesat dalam beberapa tahun mendatang. Pertumbuhan ini didorong oleh serangkaian kemitraan strategis dan program proaktif yang digagas untuk memperkuat sektor tersebut.

Menurut BMI, Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC)—lembaga di bawah Kementerian Kesehatan Malaysia—telah meluncurkan kampanye “Malaysia Year of Medical Tourism 2026” sebagai langkah ambisius memperluas pasar global. 

Kampanye ini dirancang untuk mempromosikan layanan kesehatan Malaysia sekaligus memperkenalkan pengalaman wisata medis yang menyatukan unsur pengobatan, kesehatan (wellness), dan rekreasi dalam satu paket menyeluruh.

Layanan Medis, Wellness, dan Wisata Jadi Satu Pengalaman

Dalam konsep pariwisata medis yang dikembangkan Malaysia, wisatawan tidak hanya datang untuk berobat, tetapi juga menikmati pengalaman pemulihan yang menyeluruh.

 MHTC berupaya mengintegrasikan fasilitas medis berstandar internasional dengan layanan pariwisata, spa, hotel, hingga paket wisata budaya.

Tujuannya adalah menciptakan pengalaman yang tidak hanya menyembuhkan tubuh, tetapi juga menenangkan pikiran dan memperkenalkan kekayaan budaya Malaysia. Pendekatan holistik ini diyakini menjadi pembeda utama dibandingkan negara pesaing di kawasan.

Sejauh tahun ini, Malaysia telah menjadi negara dengan jumlah kedatangan wisatawan terbanyak di Asia Tenggara, mencatat 28,2 juta kunjungan dalam delapan bulan pertama 2025 — meningkat 16,8 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

 Angka ini memperkuat posisi Malaysia bukan hanya sebagai destinasi wisata umum, tetapi juga sebagai pusat pariwisata medis yang terkemuka.

Bidik Pasar Timur Tengah Melalui Strategi Diplomasi Kesehatan

Untuk memperluas jangkauan internasional, Malaysia kini aktif menjalin kerja sama dengan berbagai negara di kawasan Timur Tengah. Salah satu langkah nyata dilakukan melalui penyelenggaraan Malaysia Healthcare Week di Kuwait pada September 2025.

Dalam acara tersebut, Malaysia menampilkan beragam layanan kesehatan unggulan, mulai dari perawatan spesialis hingga fasilitas pemulihan modern. '

Selain itu, MHTC juga mengedepankan citra Malaysia sebagai negara dengan keramahan budaya yang tinggi — nilai yang sangat diapresiasi oleh wisatawan asal Timur Tengah.

BMI menilai langkah ini bukan hanya strategi promosi, tetapi juga bagian dari upaya memperkuat reputasi internasional Malaysia sebagai destinasi utama untuk perawatan medis.

 Melalui diplomasi kesehatan semacam ini, Malaysia berharap dapat menarik lebih banyak pasien dari kawasan Teluk, khususnya Kuwait, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi.

Potensi Ekonomi Rp45 Triliun dari Wisata Medis

Pertumbuhan sektor ini bukan tanpa target yang jelas. Pemerintah Malaysia menargetkan pendapatan US$2,7 miliar atau sekitar Rp45 triliun per tahun dari pariwisata medis pada 2030. 

Angka ambisius ini diyakini dapat dicapai dengan dukungan infrastruktur kesehatan yang semakin maju, promosi global, dan kemitraan lintas sektor.

BMI mencatat bahwa perluasan pariwisata medis tidak hanya akan berdampak pada peningkatan pendapatan negara, tetapi juga membuka peluang investasi baru. 

Negara-negara seperti Malaysia, Turki, Uni Emirat Arab, Vietnam, Filipina, dan India diprediksi menjadi pemain penting dalam industri ini, menciptakan kolaborasi antara sektor publik, swasta, produsen alat kesehatan, dan investor global.

Khusus bagi Malaysia, sinergi ini menjadi peluang untuk memperkuat fondasi industri kesehatan sekaligus meningkatkan citra nasional sebagai pelopor mobilitas medis berkelanjutan di kawasan Asia-Pasifik.

Indonesia Jadi Sumber Wisatawan Medis Terbesar

Menariknya, Indonesia tetap menjadi penyumbang wisatawan medis terbesar ke Malaysia, yakni sekitar 70–80 persen dari total pasien asing. Hal ini disebabkan oleh kombinasi antara harga layanan yang kompetitif, kualitas medis yang tinggi, serta kemudahan akses transportasi.

Banyak warga Indonesia memilih berobat ke Malaysia untuk prosedur spesialis seperti bedah jantung, fertilitas, hingga perawatan kecantikan, karena biaya yang lebih terjangkau dibandingkan negara barat dengan standar medis yang setara.

Sistem perawatan kesehatan Malaysia dikenal transparan, efisien, dan mudah dijangkau oleh pasien internasional. Rumah sakit di bawah MHTC telah terakreditasi secara global dan dilengkapi dengan teknologi terkini, menjadikannya pilihan utama bagi wisatawan medis di kawasan.

Strategi Jangka Panjang Menuju Kepemimpinan Global

Konsistensi Malaysia dalam mengembangkan pariwisata medis selama satu dekade terakhir membuahkan hasil nyata. Negara ini berhasil membangun ekosistem yang terintegrasi antara industri kesehatan, pariwisata, dan pelayanan publik.

Pemerintah juga terus memperluas promosi internasional melalui kolaborasi dengan maskapai penerbangan, hotel, dan agen perjalanan, sehingga pengalaman wisata medis menjadi lebih mudah diakses oleh pasien global.

Menurut BMI, strategi yang diterapkan Malaysia kini mulai bertransformasi dari sekadar promosi kesehatan menjadi branding nasional yang menonjolkan keunggulan layanan dan kehangatan budaya. 

Langkah ini membuat Malaysia bukan hanya dikenal sebagai tujuan wisata, tetapi juga sebagai simbol inovasi dan kemanusiaan di sektor kesehatan global.

Kesimpulan

Keberhasilan Malaysia dalam menguasai pangsa pasar pariwisata medis ASEAN kini menjadi pijakan kuat untuk menembus pasar yang lebih luas, termasuk Timur Tengah. 

Melalui kampanye “Malaysia Year of Medical Tourism 2026”, negara ini tidak hanya menonjolkan kecanggihan layanan medis, tetapi juga menampilkan sisi kemanusiaan dan keramahan budaya yang menjadi nilai jual utama.

Dengan fondasi kuat, dukungan pemerintah, dan reputasi yang telah terbangun, Malaysia berpotensi menjadi pusat pariwisata medis global dalam lima tahun mendatang. 

Bagi wisatawan dari Indonesia maupun kawasan Timur Tengah, Malaysia kini bukan sekadar tempat berobat — melainkan destinasi untuk sembuh, beristirahat, dan menikmati pengalaman wisata yang utuh.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index